Kontraktor Terancam Didenda Bila Tidak Tuntas

90
MANGKRAK : Salah satu bangunan ruang belajar yang berada di SMAN 2 Bungku Tengah Morowali, yang mangkrak.(FOTO : SUPRIYONO/KABAR68).

PALU-Masyarakat di Sulteng, kini terus menyoroti mangkraknya proyek di SMAN 2 Bungku Tengah Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Proyek ini dikerjakan oleh CV. Citra Rajawali diduga mangkrak.

Dikonfirmasi, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Yudiawati Vidiana Windarrusliana, yang akrab disama ibu Nung mengatakan hasil pekerjaan rekanan tidak sesuai volume, sehingga akan diputus kontraknya, Sabtu (16/12/2023).

“Wrwb… oh iya… kmrn sdh kita panggil kepsek dan yg kerja masih ada tapi tdk sesuai dg volume kerja,”tulis Nung.

Sementara itu, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN 2023 Yunus, menjelaskan, proyek tersebut masih berlanjut hingga 31 Desember 2023 nanti.

“Tidak mangkrak itu proyek di SMAN 2 Bungku Tengah, hanya ada konflik antara dua kelompok tukang, sehingga tukang tidak mau kerja. Salah seorang tukangnya bawa lari uang, makanya kelompok tukang yang masih bertahan belum diberikan gajinya oleh kontraktor karena menunggu uang kembali yang dibawa lari. Akibatnya, tukang yang masih bertahan di basecamp tidak mau kerja. Karena itu, bangunan dianggap mangkrak, padahal tidak mangkrak,”kata KPA DAK, Yunus, Minggu (17/12/2023).

Namun Yunus mengakui ada keterlambatan pekerjaan. Tapi dari sisi volume dengan nilai uang muka 30 persen sudah melampaui pekerjaannya.

“Lagi pula kalau lewat masa kontrak 31 Desember 2023, akan diperpanjang dan berlaku denda maksimal 5 persen perhari dari nilai kontrak,”jelas Yunus.

Tapi kata Yunus saat diberikan perpanjangan waktu kerja tujuh hari pertama dari masa kontrak diberlakukan seper 1.000/permil perhari.

“Kita masih beri kesempatan kontraktornya yakni CV. Citra Rajawali untuk menyelesaikan pekerjaannya sampai 31 Desember 2023. Kalaupun lewat masa kontrak kita masih beri perpanjangan sesuai dengan aturan sebagaimana Perpres Nomor 54 tahun 2010 yang telah diubah menjadi Perpres Nomor 16 tahun 2018,”ujar Yunus.

Menurut Yunus material kebutuhan proyek pembangunan SMAN 2 Bungku Tengah itu tersedia, baik tegel, atap, baja ringan, dan material pendukung lainnya sudah siap di lokasi kecuali semen.

“Hanya memang tukang tidak mau kerja karena persoalan gaji mereka belum dibayarkan. Tapi hari ini tadi saya liat sendiri tunggakan gaji sekitar Rp 40 jutaan sudah dibayarkan. Insya Allah besok sudah mulai kerja dan volumenya sudah bisa mencapai 40 persen,”tutur Yunus.

Yunus mengatakan saran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rapat bersama sebaiknya setiap paket pekerjaan tidak ada putus kontrak untuk menghindari mangkraknya sebuah proyek.

“Tapi masih memberi kesempatan pada rekanan untuk menyelesaikan pekerjaannya sampai tuntas dengan konsekwensi denda maksimal 5 persen perhari,”tutur Yunus.

Diberitakan sebelumnya. Sebanyak lima proyek pembagunan di SMAN 2 Bungku Tengah di kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM), yang terletak di Desa Bente Kecamatan Bungku Tengah tahun 2023 belum selesai dikerjakan pihak kontraktor, akibatnya proyek tersebut mangkrak.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 2 Bungku Tengah, Wirda Jabar,  pada saat ditemui media ini di ruang kerjanya, Selasa (12/12/2023).

Menurutnya, proyek tersebut dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2023, mulai dikerjakan 22 Juli.

“ Tetapi memasuki bulan Agustus waktu itu kami sudah gelisah. Karena Kepala Sekolah sudah mendapatkan bantuan DAK. Karena takut tidak mendapat bantuan DAK ini, namun teman-teman informasikan di group WhatsApp (WA) ada mendapatkan bantuan DAK untuk SMAN 2 Bungku Tengah, “ ucap Wirda.

Kemudian, pada November 2023 baru masuk kontrakror. Setelah dua minggu kerja stop pekerjaan, karena semen habis. Setelah itu dapat semen dari Palu, dan hanya satu minggu kerja lagi. Namun, masih banyak pekerjaan yang belum selesai. Misalnya ada yang cuma sampai ring balak, timbunan dan plester, keramik, dan pemasangan atap.

“Setelah datang konsultan, ULP, Bappeda  saya laporkan dan terahkir dua minggu kemarin pihak Dinas PU Provinsi Sulteng. Dari hasil pantauan, pekerjaan sangat parah dan hanya selesai 30 persen. Selanjutnya pihak konsultan sudah menghubungi pihak kintraktor, akan tetapi tidak ada respon terkait koindisi proyek ini, “ ungkap Wirda Jabar.

“Besok kami ada panggilan. Ada 26 sekolah yang ada pembangunan, dipanggil untuk pelaporan di Dinas Pendidikan Provinsi, “ tambahnya.

“Saya tanya kepada tukang, kenapa ini yang sudah dipasang rangka ini tidak dilanjutkan? Dijawab tukang, kami tidak mau bu. Karena perjanjian kerjanya hanya sampai di ring balak saja. Kami tukang belum dibayar. Sehingga tukang-tukang cari kerja di tempat lain, “ sebutnya.

“Karena untuk makan tuh kemarin itu dia lapor, bisakah seng itu kami jual? Tanya  kontraktornya, saya bilang begitu, “ ujar Kepsek Wirda.

“Kalau masalah anggaran kami  tidak tau. Namun kalau saya tanya kepada pihak konsultan anggaran Rp 2 miliar lebih. Saya tidak tau berapa lebihnya. Begitu juga terkait papan proyek kami tidak tau. Karena tidak ada dipasang papan proyek, dan pemenang tender tidak tau cuma dengar dari pihak ULP dari PT Rajawali pemenangnya, hanya itu saja,” bebernya lagi.

Kepsek mengatakan, lima proyek bangunan yang dikerjakan di SMAN 2 Bungku Tengah adalah pembangunan ruang BK, ruang TU, ruang OSIS, asrama siswa, dan ruang Lab Fisika.

Menurut Wirda, pihak sekolah hanya dilibatkan sebagai pengawas proyek. Pihak kontraktor selain mendapatkan di SMAN 2 Bungku Tengah, pihak kontraktor juga mendapatkan pekerjaan di SMA 1 Witaponda. Karena tungkangnya sama dengan yang kerja di SMAN 2 Bungku Tengah. Kalau tidak ada bahan di SMA1 Witaponda, biasanya tukang kerja di SMAN 2 Bungku Tengah.

“Waktu kami ditanya oleh pihak Dinas maupun konsultan, kami jelaskan sudah seperti ini kondisinya. Tukang berhenti bekerja sudah satu bulan. Untuk itu, kami sudah ambil semua dokumen dan akan dilaporkan ke Dinas Provinsi di Palu besok, “ tandas Wirda.(pri)

Tinggalkan Komentar