Panitia FDP Libatkan Warga Sawidago di Gelaran Mosango

101
BERI KETERANGAN - Hajai Ancura memberikan keterangan pers di sela-sela pelaksanaan Mosango di Kompleks Anjungan Danau Poso, Jumat 21 Oktober 2022

POSO – Panitia penyelenggara FDP 2022, menyelenggarakan mosango tradisi menangkap ikap dengan menggunakan wadah yang terbuat dari bambu atau lidi pohon enau. Kegiatan Mosango dipusatkan di samping Anjungan Danau Poso, tempat kegiatan FDP 2022 berlangsung.

Menurut Ketua Adat Poso, Hajai Ancura (56), tradisi Mosango sudah berlangsung turun temurun. Tempat ideal pelaksanaan Mosango dilakukan di wilayah Kompodongi, Sawidago-Tentena Poso. Namun dua tahun terakhir ini, pelaksanaan Mosango tidak bisa dilakukan karena air Danau Poso tidak pernah surut seperti beberapa tahun lalu.

Ancura menambahkan, Mosango adalah berbagi di air. Dalam bahasa Pamona disebut motilari uwe yang berarti berbagi di air. Berbagi di air artinya, semua berusaha sendiri-sendiri tergantung rejeki yang didapatkan. Tidak boleh ada iri dan dengki hanya karena tidak mendapatkan ikan. ”Yang tidak dapat ikan, sama temannya dikasi lagi. Sering terjadi seperti itu,” ulas Ancura. Pada Mosango kali ini melibatkan sedikitnya 20 orang. Semua peserta berasal dari Sawidago.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng Diah Agustiningsih, mengatakan, pihaknya memasukan tradisi Mosango dalam kegiatan FDP sebagai wujud komitmen melestarikan budaya di Pamona. Selain tradisi Mosango, FDP 2022 kali ini menampilkan sejumlah tradisi Pamona. Salah satunya yang sudah masuk dalam rekor MURI adalah pembuatan inuyu (nasi bambu) terbanyak berjumlah 7.000 bambu yang berlangsung 21 Oktober 2022. ***

Penulis: Adiatma

Tinggalkan Komentar