Miris, Anak Panti Asuhan Al Hakim dan Jagatnatha Tidur Hanya Beralaskan Karpet

36
MENGUNJUNGI : Beberapa dermawan yang mengunjungi Yayasan Panti Asuhan Al-Hakim yang beralamat di jalan Agatis, Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu.(FOTO: ISTIMEWA/KABAR68).

PALU-Dua panti asuhan di Kota Palu, sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan agar panti-panti tersebut dapat memberikan kehidupan yang lebih baik lagi bagi anak-anak panti yang berasal dari kaum dhuafa.

Seperti Panti Asuhan Yayasan Al Hakim, yang beralamat di jalan Agatis, Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu. Dipanti asuhan ini hidup 24 orang anak yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga uluran tangan para dermawan dan juga pemerintah sangat dibutuhkan.

Anak-anak di panti tersebut, berasal dari anak yatim, dhuafa dan terlantar. Mereka ditampung oleh pemilik yayasan untuk memberikan perlindungan dan kehidupan yang layak. Namun untuk kehidupan dan perlindungan yang layak tersebut, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga uluran tangan para dermawan sangat dibutuhkan, agar kehidupan anak-anak panti lebih baik lagi.

Bendahara Yayasan Al-Hakim Asrun yang ditemui wartawan media ini, Kamis (25/07/2024) mengatakan, pihak yayasan mendirikan panti asuhan Al-Hakim pada tahun 2022, dengan menyewa rumah milik warga yang dianggap layak untuk menampung anak-anak yatim, dhuafa dan terlantar.

Nasrun mengaku tidak ada kendala dalam pendirian yayasan tersebut. Hanya saja yang pihaknya memikirkan nasip anak-anak yang kebutuhannya setiap hari semakin bertambah, terutama makan dan minum serta pakaian.

“Sebenarnya tidak ada kendala, tapi kalau kekurangan banyak, dari segi sembakonya dan kebutuhan soal anak. Untuk panti asuhan Al Hakim ada 24 orang anak, dan fasilitas yang kami gunakan lumayan seperti kasur dan juga bantal,” ujarnya.

Hanya saja kata dia, kondisi kasur dan bantal yang digunakan oleh anak-anak sudah tidak layak, karena sebagian ada yang robek. Sehingga pihaknya membutuhkan ada dermawan dan juga dari pemerintah Kota Palu, yang mau menyumbang kasur dan bantal agar anak-anak panti bisa tidur dengan nyaman.

“Yang paling kita butuhkan disini tempat pakaian anak-anak yaitu lemari, sehingga harapan kami ada dermawan yang bisa memberikan bantuan agar anak-anak memiliki tempat baju (pakaian, red). Namun saat ini untuk bantal sudah itu yang kita prioritaskan,” jelasnya.

Pasalnya kata dia, dengan kondisi tersebut, sehinga anak-anak panti ada yang tidur tidak menggunakan bantal, ditambah lagi ada anak yang tidur tidak menggunakan selimut. Sehingga selain kasur dan bantal, selimut juga sangat dibutuhkan.

“Yang paling kita butuhkan disini selain sembako, lemari, bantal dan juga selimut. Sehingga harapan kami ada dari pemerintah baik Kota Palu, provinsi dan kabupaten mau memperhatikan yayasan panti asuhan Al Hakim ini dengan memberikan bantuannya, sehingga anak-anak bisa lebih baik lagi,” harapnya.
Kata dia, semua anak-anak panti bersekolah, baik yang masih duduk di bangku Seolah Dasar, SMP dan juga SMA, yang semuanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Semuanya sekolah, untuk yang SD, mereka sekolah dekat dengan panti, yang SMP sekolah di SMP Muhammadiyah Kelurahan Nunu, dan SMA, sekolah di SMA Swadaya Kota Palu,” ungkapnya.

Sementara itu, di Yayasan Panti Asuhan Jagatnatha, yang terletak di belakang pura agung Wanakertha, yang beralamat di jalan Jabalnur, Kelurahan Talise, kehidupan anak-anak panti sama seperti yang dialami oleh anak-anak panti di yayasan panti asuhan Al-Hakim.

Di panti ini, pihak yayasan juga membutuhkan uluran tangan para dermawan dan juga pemerintah. Dimana untuk saat ini anak-anak saat akan tidur masih beralaskan karpet yang dibeli yayasan dengan mengandalkan dana bantuan dari para dermawan.

Wakil Kepala Sekolah Yayasan Jagatnatha, I Ketut Susila kepada media ini mengatakan, untuk membiayai kebutuhan anak-anak panti pihaknya tetap mengadalkan para dermawan. Karena jika tidak seperti itu, kemana lagi akan mencari dana.

“Memondokan siswa di sini (Jagatnatha, red) kita membiayai mereka, seperti makan, dan fasilitas tempat tidur. Jadi saya berharap pemerintah bisa membuat regulasi seandainya bisa ada sekolah asrama terus dibiayai,” ujarnya.

Ketut mengatakan, jika di sekolah umum para siswa tidak membayar, maka di sekolah yayasan tersebut siswa harus membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga untuk menanggulangi biaya-biaya tersebut maka uluran tangan dari dermawan sangat dibutuhkan.

“Kalau untuk memondokkan siswa itu jika dihitung satu kali makan bisa Rp 20 ribu. Itu yang kami sering dibantu oleh para donator-donator yang memberikan kami sedikit bantuan. Sehingga yang kami harapkan adalah bagaimana pemerintah mau memperhatikan nasip anak-anak yang ada di panti asuhan ini,” katanya.

Ketut juga menceritakan jika malam hari anak-anak tidur hanya beralaskan karpet. Walaupun demikian tidur para anak-anak tersebut sangat nyenak. Tetapi pihaknya tetap membutuhkan ada orang yang memiliki kelebihan rejeki dapat membantu dengan membelikan kasur dan juga bantal.

“Kami memang butuh itu, tapi yang paling urgent itu soal makanan. makanya kami harapakan seandainya pemerintah bisa membiaya persiswa perhari berapa dan ada regulasi seperti itu maka kami sangat berterima kasih. Untuk sementara ini kami masih mengandalkan bantuan dari donatur saja,” pungkasnya.(lam)

Tinggalkan Komentar