Jembatan Buluri Molor, Terlambat Setahun Dikerjakan

37
BARU MAU ACTION : Inilah jembatan Buluri, yang membentang diantara Kota Palu dan Kabupaten Donggala, sangat strategis. Tetapi pembangunannya molor setahun.(FOTO : MUCHSIN SIRADJUDIN/KABAR68).

Padahal Kontrak Kerja Sudah Ditandatangani Juni 2023

PALU-Jembatan Buluri, yang terletak di Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), kini menjadi perhatian warga Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Jembatan Buluri ini salah satu jembatan dalam Kota Palu yang dipandang sangat strategis. Karena tidak ada jalan alternatif selain jalan tunggal, yang menghubungkan Kota Palu dengan ibukota Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Problemnya saat ini, jembatan Buluri sejak roboh ditahun 2022 yang lalu, mestinya sudah dikerjakan pada Juni tahun 2023. Namun permasalahan muncul, di saaat proyek ini mulai dikerjakan. Friksi-friksi terjadi, bahkan terdengar kabar proyek ini hendak dijual oleh pemenang lelang. Entah mengapa, hingga proyek yang menjadi perhatian masyarakat Sulteng ini mau dijual.

Beberapa dokumen yang media ini temukan, indikasi terjadinya keterlambatan proyek karena berbagai hal sangat kuat. Bahkan dalam proses pengerjaaan proyek Kepala Balai diganti, begitu juga Satker dan PPK penanggungjawab kegiatan. Ini ada apa. Menjadi pertanyaan publik, bila dikulik lebih dalam lagi.

Kepala Balai (Kabalai) Pelaksana Jalan dan Jembatan Nasional (PJN) Sulawesi Tengah yang baru, Dadi Muradi, baru bisa dihubungi setelah beberapa kali Radar Sulteng grup media berita Kabar68 melakukan konfirmasi di kantornya. Staf dan Seprinya selalu mengatakan bapak tidak berada di tempat.

Namun akhirnya media ini bisa mengontak Kepala Balai PJN Sulteng, Dadi Muradi, melalui WhatsApp (WA)nya. Media ini melakukan konfirmasi kembali mengenai belum dibangunnya jembatan Buluri, padahal penandatanganan kontrak sudah dilakukan pada Juni 2023 yang lalu. Sudah setahun, mestinya proyek pembangunan kembali jembatan Buluri ini sudah harus dilakukan.

Dari konfirmasi itu, Kepala Balai PJN Sulawesi Tengah Dadi Muradi mengatakan pihaknya mulai melakukan pengerjaaan proyek ini. Sudah dilakukan penggalian pondasi dan sedang dipacu pengerjaaannya.

“Jembatan Buluri saat ini sudah mulai dikerjakan, dengan pekerjaan pondasi borepile, dan saat ini sedang kita pacu untuk percepatan pembangunannya. Semua material girder sudah di lokasi, dan sedang melakukan pembersihan. Semoga lancar dan selesai tepat waktu, “ kata Kabalai PJN Sulawesi Tengah, Dadi Mariadi, kepada Radar Sulteng grup media Kabar68, Rabu (03/04/2024).

Kabalai juga merespon konfirmasi media ini, tentang begitu banyaknya jembatan dan jalan di wilayah Sulawesi Tengah, jalan negara yang amburadul, berlobang dan tidak terurus, bahkan mangkrak. Juga sorotan terhadap pembuatan kembali media jalan, atau pembatas jalan yang berada di Jalan Soekarno-Hatta Kota Palu, yang hanya menggunakan beton bekas pakai. Harusnya beton yang baru dibikin, bukan bekas pakai.

Mengenai permasalahan ini, Kabalai minta bukti foto dan fakta lapangan, di jalan mana dan jembatan mana saja di wilayah Sulawesi Tengah ini pembangunannya mangkrak, sebagai pendataaan untuk ditindaklanjuti.

Sedangkan pembuatan kembali peninggian median jalan yang menggunakan material bekas pakai di Jalan Soekarno-Hatta, Kabalai mengatakan ini pengerjaan kembali akibat overlay perbaikan jalan di sekitarnya.

“ Ini pekerjaan peninggian median jalan akibat overlay perbaikan jalan. Itemnya memang tidak semua diganti terkecuali yang rusak, “ kelitnya.

Sedangkan upaya konfirmasi mengenai adanya orang dalam Balai PJN Sulawesi Tengah sendiri mengerjakan sebuah proyek di wilayah Kabupaten Poso, Kabalai belum memberikan klarifikasinya.

Diberitakan sebelumnya, masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng), khususnya Kota Palu, kini mempertanyakan lambannya pembangunan atau perbaikan jalan nasional yang terletak di Kelurahan Buluri, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Mestinya pekerjaan ini sudah dikerjakan oleh perusahaan jasa konstruksi pemenang tender.

Proyek jembatan Buluri sangat diharapkan masyarakat untuk segera dibangun, mengingat jembatan Buluri ini letaknya sangat strategis. Karena hanya memiliki satu jalur, alias tidak memiliki jalur alternatif.

Pantauan Radar Sulteng grup media Kabar68, dari dokumen yang diperoleh, nama proyek penggantian jembatan Buluri I dan II (MYC). Jenis pengadaan pekerjaan konstruksi. K/L/PD/instansi lainnya Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Satuan kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II (PJN II) Provinsi Sulawesi Tengah. Pagu Rp 25,1 miliar.

Dalam dokumen pengesahan disebutkan, pada lembar pengesahan pergantian jembatan Buluri, pejabat yang bertanggungjawab adalah PPK Perencanaan Satuan Kerja P2JN Provinsi Sulawesi Tengah Hery Mulyanto, ST., M.Eng. Diketahui oleh Kepala Satuan kerja (Satker) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Tengah Arief Rizaldi, ST., M.Eng, Sc. Diketahui oleh Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tengah Arief Syarif Hidayat, ST., MT.

Selanjutnya, penanggungjawab core team perencanaan dan pengawasan teknis jalan dan jembatan Provinsi Sulawesi Tengah PT. Buana Archicon KSO PT. Citra Bangun Mandiri Ir. Boyke R.D. Joenan, M.Si, selaku Kuasa KSO.

Sebuah sumber menyebut, proyek pergantian jembatan ini sudah 8 bulan, sejak bulan Juni 2023 penandatangan kontrak, sampai sekarang belum dikerja. Waktu tersisa 6 bulan.

Ada beberapa perusahaan yang mendapat catatan saat tender, yaitu Kurnia Mulia Mandiri penawaran Rp 21,3 miliar. PT Karya Putera Mandiri Adisarana penawaran Rp 22,3 miliar.

Untuk perusahaan PT Bayang Bungo, penawaran Rp 20, 1 miliar, dengan catatan Permasalahan, pengalaman badan usaha tidak tercantum di Sistem Informasi pengalaman (SIMPAN).

PT. Nugroho Lestari, penawaran Rp 21,6 miliar, dengan catatan pengalaman personel manajerial tidak sesuai dengan persyaratan dalam dokumen pemilihan, terdapat pengalaman personel manejerial yang disampaikan melalui SPSE (diantaranya manejer proyek/pelaksanaan dan manejer teknik) tidak tercantum pada aplikasi SIMPAN.

PT. Siltro Putra Mandiri, penawaran Rp 24,8 miliar, dengan catatan personel manejerial pada jabatan manajer teknik sama dengan yang dilampirkan/disampaikan oleh peserta lain dalam paket ini (yaitu sama dengan personel manejer teknik peserta tender atas nama perusahaan PT Widya Rahmat Karya).

PT Surya Citra Karya Gemilang, penawaran Rp 22,5 miliar, dengan catatan peralatan utama kurang dari yang dipersyaratkan (Bukti peralatan sewa pada Surat perjanjian sewa untuk truck mixer kurang dari yang dipersyaratkan). Pengalaman personel manajerial tidak sesuai dengan ketentuan dokumen pemilihan. Terdapat pengalaman personel manejerial yang tidak tercantum dalam SIMPAN, diantaranya manajer proyek dan manajer teknik.

PT Bina Karsyam, penawaran Rp 21,6 miliar, dengan catatan Pengalaman Badan Usaha tidak tercantum dalam SIMPAN. PT. Taksana Marina Nusantara penawaran Rp 20,5 miliar, dengan catatan pengalaman Badan Usaha (pengalaman 4 tahun terakhir) tidak tercantum dalam SIMPAN.

PT Surya Beringin Indah penawaran Rp 20,1 miliar, dengan catatan jaminan penawaran tidak sesuai dengan ketentuan dokumen pemilihan (Nama Pokja Pemilihan yang menerima jaminan penawaran tidak sama dengan nama Pokja pemilihan yang mengadakan tender), tidak sesuai dengan nama Pokja yang tertera dalam Bab IV LDP). Sebagai informasi bahwa juga terdapat gugur teknis. Pengalaman personel manajerial tidak sesuai dengan ketentuan dokumen pemilihan, diantaranya pengalkaman personel manajer keuangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen pemilihan.

PT Widya Rahmat Karya penawaran Rp 21,3 miliar. Dengan catatan personel manajerial pada jabatan manajer teknik sama dengan yang dilampirkan/disampaikan oleh peserta lain dalam paket ini (yaitu sama dengan personel manajer teknik peserta tender atas nama perusahaan PT Siltro Putra Mandiri).

Konon kabarnya, ada informasi yang berkembang perusahaan yang memenangkan proyek ini akan menjual proyek ini ke perusahaan lain. Namun hingga kini tidak ada yang berani mengambilnya.

Dikonfirmasi di kantornya Kepala Balai (Kabalai) Pelaksanaan Jalan Sulawesi Tengah, Arief Syarif Hidayat tidak berada di tempat. Salah seorang staf di BPJN menginformasikan Kabalai tidak berada di tempat. Staf ini menyarankan agar media ini mengonfirmasikan ke Satuan Kerja (Satker) PJN II di Jln. Towua Palu.

Saat dikonfirmasi di kantor PJN II, Kasatkernya, Yudha, juga keluar kota.

“ Mohon maaf pak. Kasatker sedang berada di lapangan. Ke Molosipat, perbatasan Provinsi Sulawesi Tengah dengan Provinsi Gorontalo melihat proyek, “ kata staf di kantor PJN, Gunawan.

Gunawan berjanji bila pimpinannya yang baru sudah berada di kantor akan menghubungi media ini kembali.(mch)

Tinggalkan Komentar