Melalui Pelatihan, BPDP dan Kementan Dorong Petani Pasangkayu Berdaya Saing

13
PELATIHAN: Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani membuka pelatihan penguatan kelembagaan warga Pasangkayu. (FOTO: SALAM LA’ABU)

PALU – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, meningkatkan pengetahuan manajemen warga Pasangkayu melalui kegiatan Pelatihan Penguatan Kelembagaan Tahun 2025. Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peran penting dan strategis dalam sistem produksi kelapa sawit. Pengelolaan kebun rakyat membutuhkan tata kelola kelembagaan yang baik, ditopang oleh SDM yang kompeten dan terlatih. Dalam upaya mendukung hal tersebut, yang digelar di salah satu hotel di Kota Palu, Selasa (8/7).

Kegiatan yang di buka kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani tersebut, diikuti sebenyak 59 peserta dari Pasangkayu yang berprofesi sebagai petani maupun pekebun.

Jamaluddin dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut terselenggara karena kerjasama antara BBPP dengan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPDP) Dirjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk meningkatkan pengetahuan warga diwilayah Pasangkayu yang berprpofesi sebagai petani terutama petani sawit.

“BPDP memberikan kesempatan kepada kami dari BBPP Batangkaluku untuk melaksanakan kegiatan ini. tentu ada banyak harapan-harapan yang dititipkan melalui kegiatan ini. Ada sebuah motifasi kenapa pelatihan ini di laksanakan,” ujarnya.

Khusus pelatihan penguatan pelatihan kelembagaan kata Jamal, sehingga yang sangat diharapkan pada pelatihan tersebut yakni, meningkatkan kemampuan manajemen kelompok pengurus petani sawit, karena keberadaan pertani dalam sebuah kelembagaan semakin meningkatkan eksistensi petani tersebut.

“Meningkatkan daya tawar, bahwa ketika petani tidak berada dalam sebuah kelembagaan maka petani tidak memiliki posisi tawar yang kuat, dia tidak mampu melakukan negosiasi,” tandasnya.

Untuk itu kata jamal, ketika petani berada dalam sebuah kelembagaan dapat memberikan manfaat yang besar jika dilaksanakan dengan benar, sehingga dapat dilihat salah satu cara untuk mencapai apa yang dicita-citakan oleh pemerimntah untuk mensejahterakan petani, maka dikuatkan dari sisi kelembagaan.

“Karena kalau kita berada dalam sebuah kelembagaan kemudian didalamnya kita kuat tidak saling terpecah, maka tentu daya tawar kita akan semakim kuat pula. Apalagi kalau bicara terkait dengan harga, karena ketika kita berada dalam kelembagaan yang kuat makan tentu ada aturan-aturan yang senantiasa kita ikuti,” jelasnya.

Misalnya kata dia, jika ada Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan (kelapa sawit-red) sudah tentu akan ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus di penuhi.

“Jika SOP itu terpenuhi, maka aka nada hak dan kewajiban. Jadi hak kita adalah menerima misalnya pemeliharaan sebagai mana yang di sepakati, sedangkan kewajiban mitra perusahan adalam membayar sebagaimana yang di sepakati bersama,” sebutnya.

Jamal berharap pelatihan tersebut memberikan manfaat bagi peserta, sehingga mampu menerapkan saat berada dilapangan.

“Yang kita harapkan kedepan benar-benar bisa membuat Sulbar, khususnya Kabupaten Pasangkayu semakin di kenal, karena kelembagaan petaninya yang solid, dan pengelolaan lahannya yang jelas serta berkelanjutan,” pungkasnya.

Jamal mengapresiasi kegiatan tersebut, karena banyak kaum perempuan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, karena terlibah dalam dunia pertanian secara langsung.

Sementara itu, ketua panitia pelaksana, Yuli Nurnaningsih dalam laporannya mengatakan,  tujuan di laksanakan kegiatan pelatihan penguatan kelembagaan tersebut, untuk meningkatkan pengetahuan tentang kelembagaan petani dan penguatannya.

“Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya kemitraan usaha, meningkatkan kemampuan kepemimpinan kelembagaan, dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola ekonomi rumah tangga,” jelasnya. (lam)

Tinggalkan Komentar