BUOL-Pasukan Tim Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Provinsi Sulaewesi Tengah bersama “Pasukan” OPT Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan (DPKP) Kabupaten Buol pada Senin (10/2) mengajak kalangan petani di wilayah desa Pionoto Kecamatan Paleleh untuk memerangi serangan tikus pada tanaman jagung yang sedang siap panen di wilayah tersebut.
“Kami hari ini (Senin-red) sudah menyatakan siap menghadapi serangan Hama Tikus di kebun petani di desa ini,” ajak Musadianto Madusila, SP.,M.Si, koordinator TPH DPKP Buol dihadapan Tim Gabungan POPT Sulteng dan POPT Kabupaten Buol serta kalangan petani Jagung desa Pionoto yang berjarak 130 kilometer arah Utara Kota Buol, ibukota Kabupaten Buol.
Turunnya “pasukan” gabungan POPT provinsi Sulteng dan Kabupaten Buol karena sejak tahun lalu, telah terjadi serangan Hama Tikus pada kebun-kebun jagung petani di tiga desa Pionoto, Lilito dan Talaki dari 12 desa di kecamatan paling utara Provinsi Sulawesi Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo. “Kami setelah mendapat laporan dari pak Kasim Batalipu (Koordinator Penyuluh Paleleh) akhir pekan lalu dan selanjutnya saya mengajak semua POPT DPKP Buol untuk segera berkomunikasi dengan POPT Provinsi yaitu Pak Rahman dan Alhamdullilahirrabil Alaamin, racun tikus yang kami butuhkan masih ada meskipun stoknya sangatlah terbatas,” ujar Musadianto, seraya menambahkan,”sementar buffer stok yang dimiliki Dinas Pertanian Buol sudah tidak ada sejak tahun 2024 lalu karena ketiadaan anggaran untuk menyediakannya”.
Menjawab pertanyaan Media Online Stamina News.Com, Musadianto mengatakan, meskipun stok Racun tikus dapat dikatakan sudah habis di gudang Dinas Pertanian, bukan berarti kami tidak akan melakukan edukasi dan penyuluhan kepada petani yang tanamannya terserang Hama dan Penyakit di kebunnya.
“Upaya yang dapat kami lakukan adalah secepatnya berkoordinasi dengan Provinsi Sulteng dan Alhamdullillah, petugas OPTnya yaitu Pak Rahman dan seluruh Tim POPT Provinsi Sulteng yang ditempatkan di Kabupaten Buol membuka diri dan saling membagi ilmu pengendalian OPT yang di miliki dan dikuasai, lebih khusus metode Pengendalian Hayati agar petani bisa langsung menerapkannya,” ujar Musadianto didampingi Tim POPT Sulteng dan DPKP Buol.
Pada kesempatan sama, Koordinator PPL Kecamatan Paleleh, Kasim Batalipu, kepada Media Stamina News.Com mengucapkan terima kasih atas respon yang diberikan Tim POPT terpadu dalam melakukan upaya pengendalian serangan Hama Tikus di wilayah binaannya yaitu desa Pionoto. “Saya atas nama PPL dan petani Jagung Pionoto sangat berterima kasih gerakan pengendalian yang dibentuk Tim Bidang TPH Dinas Pertanian Buol dan semoga iktiar yang kita lakukan ini dapat menekan serangan Hama Tikus,” ujar Kasim dengan raut muka yang menggambarkan “geram” dengan tikus.
Ia menjelaskan bahwa Kecamatan Paleleh merupakan sentra utama penanaman Jagung di Kabupaten Buol dan merupakan salah satu pemasok Jagung produksi Gorontalo. “Produksi Jagung Paleleh dapat dikatakan hampir semuanya diserap pasar Gorontalo karena pelemparan hasilnya sangat dekat,” ujarnya,seraya menambahkan,” saya masih bisa bernafas lega, karena wilayah Molangato dan Umu yang arealnya lebih seribu hektar jagung masih belum terserang hama Tikus”.
Kasim bersama PPL se Kecamatan Paleleh sangat berharap, upaya pengendalian dari Tim POPT Dinas Pertanian Buol dapat memberi inspirasi kepada semua petani lainnya agar secara bersama-sama melakukan pembasmian dengan hewan ‘pengerat’ tersebut.
“Yang paling saya takutkan bila hama tikus menyerang atau menyeberang ke Molangota dan Umu, sebab wilayah tersebut punya hamparan jagung lebih seribu hektare dan produksinya dapat dikatakan 100 persen masuk gorontalo yang merupakan salah satu jagung Nasional,” pinta penyuluh yang terkesan tegas namun dikenal ramah dengan petani.
Data dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Talaki (wilayah kerja kecamatan Paleleh) menyebutkan bahwa luas penanaman jagung mencapai 2.360 hektare dengan produksi mencapai 16 ribu ton jagung pipil atau uang hasil penjualan yang berputar di wilayah kecamatan Paleleh dalam satu musim panen bisa mencapai Rp 56 miliar atau dalam setahun dana segar dari Jagung Paleleh dapat menembus angka Rp 112 miliar dengan indeks pertanaman jagung dua kali.(mus)