
PALU-PT Arkan Bara Mandiri (ABM) menjadi Dalang utama tercemarnya mata air uwentumbu di Kelurahan Buluri. Banyak fakta yang menguatkan bahwa dampak aktivitas perusahaan galian C ini telah mengancam kehidupan orang banyak di Buluri.
Bagaimana tidak, uwentumbu merupakan sumber mata air terakhir bagi warga lingkar tambang di Buluri. Sumber penghidupan terakhir yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun mirisnya, aktivitas PT ABM menyebabkan lingkungan sekitar tercemar debu.
PT ABM sendiri merupakan perusahaan Galian C yang paling dekat dengan mata air uwentumbu. Kondisi kawasan mata air uwentumbu kini memperihatinkan. Debu tebal menyelimuti setiap dedaunan di lokasi mat air. Hal ini menjadi bukti bahwa air juga ikut tercemar.
Saking tebalnya, debu yang melekat di daun-daun pepohonan tak hilang meski diguyur hujan lebat pada Jumat (23/8/24). Perlu diketahui, air dari uwentumbu bukan hanya digunakan untuk mencuci, namun juga untuk dikonsumsi. Bahkan masih ada yang meminum air ini secara langsung.
Dengan tercemarnya mata air uwentumbu, tentu menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan warga yang mengonsumsinya.
Hal inilah yang menyulut semangat Koalisi Petisi Palu Donggala (KPPD) untuk terus menyuarakan dan melakukan perlawanan terhadap PT ABM. KPPD sendiri merupakan gabungan antara organisasi masyarakat sipil. Diantaranya Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulteng, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulteng, Yayasan Tanah Merdeka (YTM), Komunitas Hutan Terakhir (Kathari) hingga perwakilan warga Buluri.
Arman selaku koordinator KPPD mengatakan, penyelamatan mata air uwentumbu sangat penting karena menyangkut dengan hajat hidup orang banyak. Terkhusus masyarakat lingkar tambang.
Arman menegaskan, bahwa PT ABM memang merupakan perusahaan yang paling bertanggungajwab terhadap pencemaran mata air uwentumbu.
“Debu yang berada di mata air uwentumbu ini berasal dari PT ABM. Kalau kita lihat letaknya, memang mereka yang paling dekat. Sebenarnya bukan hanya di uwentumbu, dampak debu ini juga sampai ke Salena,” sebutnya kepada awak media, Sabtu (24/08/2024).
Arman mengatakan, fakta lapangan menunjukan bahwa pohon-pohon di sekitar mata air uwentumbu diselimuti debu. Tentu saja kata Arman, debu itu juga masuk ke dalam air.
“Jangan mengeksploitasi lingkungan tanpa ada pertimbangan kemanusiaan. Pohon-pohon di mata air semua berdebu, artinya perusahaan mengabaikan kesehatan warga. Kalau pohon berdebu, airnya juga pasti terdampak,” ungkap Arman.
Arman menambahkan, gerakan penyelamatan mata air uwentumbu bukan untuk kepentingan pribadi tapi untuk kepentingan banyak orang dan generasi selanjutnya.
Terpisah, pemilik tambang PT ABM, Roy Nirwan yang dikonfirmasi awak media ini, Minggu (25/08/2024), belum memberikan jaawaban apapun terkait persoalan tersebut.(ujs)