SIGI – Pemerintah Kabupaten Sigi terus berupaya meningkatkan literasi dan kualitas pendidikan di wilayahnya sebagai bagian dari strategi jangka panjang menekan angka kemiskinan dan prevalensi stunting.
Salah satu langkah konkret dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor dalam Festival Gerakan Literasi yang akan digelar pada 26–27 Juli 2025 di Taman Taiganja, Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru.
Festival tersebut diinisiasi oleh Gerakan Baku Bantu dan Pemkab Sigi, dengan melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), komunitas, serta relawan pendidikan.
Kegiatan tersebut dibahas dalam pertemuan Forum Multisektor yang dipimpin langsung Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae, di Ruang Rapat Bupati, Desa Bora, Kecamatan Sigi Kota, Kamis (10/7/2025).
Bupati Rizal mengatakan, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan merupakan fondasi penting dalam memutus mata rantai kemiskinan dan stunting di Sigi.
“Tujuan kegiatan ini sangat baik. Tetapi harus dipastikan ada keterlibatan aktif dari OPD dan masyarakat. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil, seperti mengintegrasikan program ini dengan mengintegrasikan kedalam Kegiatan Belajar Mengajar melalui Eskrakurikuler, serta melibatkan dinas teknis seperti DLH untuk menanamkan kesadaran lingkungan kepada anak-anak, serta beberapa dinas terkait,” ujar Rizal.
Gerakan “Baku Bantu” menurut salah satu penggeraknya, Muthi, merupakan inisiatif kolaboratif yang bertujuan mengajak seluruh lapisan masyarakat mengambil bagian dalam peningkatan mutu pendidikan di Sigi.
“Ini merupakan wadah multiaktivasi pertama di Kabupaten Sigi. Semua pihak, mulai dari pemerintah, guru, komunitas, hingga masyarakat umum diajak terlibat. Harapannya, sekolah-sekolah bisa terbantu lewat penyediaan media ajar yang dibuat bersama,” kata Muthi.
Festival akan terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan yang dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Panggung Utama dan Booth Kolaborasi Kreatif. Booth ini dirancang sebagai ruang interaktif dan partisipatif yang memungkinkan peserta untuk terlibat secara langsung.
Beberapa kegiatan yang direncanakan antara lain Booth Kreatif untuk pembuatan media ajar matematika dan sains, Booth Inspiratif yang menampilkan permainan edukatif dan aktivitas reflektif, serta Booth Donasi, Informasi Beasiswa, UMKM, Kids Zone, dan Museum Mini yang menyajikan kisah-kisah inspiratif dari program percontohan yang telah berjalan.
Kegiatan tersebut akan melibatkan sedikitnya 13 komunitas dari Palu dan Sigi serta 70 relawan dari berbagai latar belakang. Sejumlah OPD dan lembaga non-pemerintah juga turut mendukung jalannya festival.
Dari kegiatan tersebut, panitia berharap tumbuh kesadaran kolektif bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Selain itu, festival juga diharapkan memperkuat jejaring kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan komunitas untuk mendorong transformasi pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Sigi. (ADK)