PALU-Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino menjadi langkah strategis dalam menghadapi kemarau. Berdasarkan pernyataan dari Direktur Jenderal Kementerian Tanaman Pangan RI, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) masuk empat provinsi di Indonesia, selain Sumatera Barat, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang justru mengalami peningkatan disaat elnino.
“Alhamdulillah, ditengah terpaan ancaman elnino, sektor pertanian Provinsi Sulteng menunjukkan trend positif dibandingan provinsi lainnya, “jelas Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Sulteng Nelson Metubun, Minggu (29/10/2023).
Selanjutnya, Nelson menjelaskan, berdasarkan rilis data Kementerian Pertanian yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat, 25 Agustus 2023 diperoleh data dengan rincian sebagai berikut, pertama, terjadi kenaikan luas panen periode Januari-Oktober 2023 dibanding Januari-Oktober 2022 sebesar 8.231 hektar atau 6,02 persen.
Kedua, untuk produksi Januari Oktober 2023 dibanding periode Januari Oktober 2022, ada kenaikan sebesar 58.192 hektare atau 9,66 persen. Ketiga, produktivitas juga mengalami peningkatan yang signifikan, diperkirakan produktivitas padi Sulteng akan mencapai 45,58 kw per hektare dibanding tahun kemarin 44,06 kw hekatare atau terjadi peningkatan 1,51 kw per hektare atau 3,43 persen.
Nelson juga mengungkapkan, adapun langkah-langkah strategis yang diambil Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng dalam mengantisipasi dampak elnino di Provinsi Sulawesi Tengah sebagai berikut pertama, awal Mei 2023, telah melayangkan surat antisipasi dampak elnino sektor pertanian ke Kabupaten dan Kota dengan petunjuk antara lain menyesuaikan waktu tanam dengan gejala El Nino, menyiapkan sarana produksi,
menyiagakan brigade organisme pengganggu tanaman, penyiapan sumur artesis, embung serta intens melakukan koordinasi dengan instansi terkait menyangkut pengairan, distribusi pupuk dan sebagainya.
Kedua, pada 1 Agustus 2023, Pemprov Sulteng melakukan rapat koordinasi (Rakor) melalui zoom meeting hybrid dipimpin langsung oleh Gubernur diwakili oleh Wakil Gubernur dengan menghadirkan BMKG terkait prediksi El Nino, PT. Asuransi Jasindo untuk perlindungan bagi petani, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) dalam langkah-langkah antisipatif.
Dikatakan Nelson, menyampaikan bahwa Rakor tersebut menghasilkan beberapa poin diantaranya, pertama, setiap Kabupaten dan Kota menyiapkan lahan minimal 1000 hektar sebagai lahan cadangan pangan. Kedua, Pemprov Sulteng melalui UPTD Proteksi Dinas TPH menyiapkan sarana dan prasarana Brigade Penanggulangan DPI. Ketiga, Pemprov Sulteng melalui Dinas TPH menyiapkan benih cadangan sebesar 9.000 hektare untuk tanaman padi, 3.000 hektar untuk jagung dan 781 hektar untuk kedelai.
“Semoga apa yang sudah ditunjukkan oleh para petani sulteng khususnya ketangguhan mereka dalam menghadapi elnino bisa menjadi motivasi khususnya mendukung cita-cita Gubernur dan Wakil Gubernur menjadikan Sulteng sebagai Daerah Penyangga Pangan Utama IKN terwujud, “harapnya.(mch)