Insecure dan Kesehatan Mental: Menerima Diri di Era Tuntutan Sosial

35
dr. Fitra Kemalasari Badrun, MH.(FOTO : DOK PRIBADI/KABAR68).

Oleh : dr. Fitra Kemalasari Badrun, MH

RASA insecure atau ketidakamanan pada diri sendiri masih menjadi fenomena yang kian umum ditengah kemajuan teknologi dengan arus media sosial yang deras dan penuh tuntutan. Tidak hanya dirasakan remaja yang sedang mencari jati diri, rasa ini juga kerap membayangi orang dewasa yang tampak percaya diri di luar namun menyimpan keraguan di dalam. Perubahan fisik, tekanan akademis, standar kecantikan di media sosial, pola asuh semasa kecil yang kurang tepat, mendapatkan penilaian yang kurang baik, hingga perbandingan sosial yang tak ada habisnya bisa menjadi pemicu utama seseorang tidak merasa aman bahkan tidak menyukai dirinya sendiri. Perasaan ini memiliki potensi dalam mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk hubungan sosial, pekerjaan dan kesehatan mental, tentunya akan mengganggu fungsi di kehidupan sehari-hari.

Dalam jangka panjang, jika perasaan insecure tidak dapat terkelola dengan baik maka menyebabkan perasaan tidak berharga, menarik diri dari lingkungan bahkan mengalami depresi atau kecemasan yang berkepanjangan. Kesehatan jiwa bukan hanya soal gangguan mental tetapi mencakup bagaimana seseorang berpikir, merasa dan berinteraksi dengan sosial. ketika individu merasa tidak cukup baik, tidak pantas, atau selalu membandingkan diri dengan orang lain maka tekanan psikologis dapat mengikis kesehatan mental secara perlahan tanpa di sadari. Oleh sebab itu tidak sedikit gangguan mental yang disebabkan oleh rasa insecure.

Lantas, bagaimana berdamai dengan rasa insecure ?

  1. Kenali akar rasa insecure
    Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami dari mana rasa insecure itu berasal. Apakah karna pengalaman yang terjadi dimasa lalu, perkataan orang lain, atau standar yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri ? mengenali dan memahami akar masalah akan lebih membantu menghadapinya lebih bijak dan tepat.

  2. Hentikan kebiasaan membandingkan diri
    Salah satu penyebab rasa insecure adalah kebiasaan kita membandingkan diri dengan orang lain. Kebiasaan membandingkan hanya akan menciptakan jurang imajinatif yang membuat kita selalu merasa kalah. Mulailah untuk fokus pada proses dan pencapaian pribadi, sekecil apapun itu, itu berharga.

  3. Rawat diri dan bangun self-compassion
    Belajarlah untuk memperlakukan diri sendiri dengan sebaik mungkin. Self-compassion atau belas kasih terhadap diri sendiri penting untuk membangun kesehatan mental. Jangan terlalu keras menghakimi diri ketika gagal atau melakukan kesalahan. Sebaliknya, akuilah usaha yang sudah dilakukan namun tetap memberi ruang untuk memperbaiki kesalahan.

  4. Melindungi diri dengan menciptakan lingkungan yang positif
    Tak kalah penting, memiliki lingkungan sosial yang suportif sangatlah berharga terhadap kesehatan mental. Pilih teman, komunitas atau bahkan konten media sosial yang dapat memberi nilai positif serta inspirasi dan berani menghindari yang membuat kita merasa kecil. Kata-kata yang membangun seringkali kita butuhkan dan membuat kita merasa lebih diterima.

  5. Melakukan aktivitas yang bermanfaat untuk diri
    Selain olahraga teratur yang konsisten, tidur cukup, dan makan makanan bergizi, maka salah satu aktivitas lainnya seperti meditasi dan journaling juga terbukti membantu mengontrol emosi terutama ketika sedang merasa insecure.

  6. Konsultasi dengan profesional jika perlu
    Jika rasa insecure sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan kecemasan berlebih, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan profesional. Membuat keputusan untuk mendapatkan bantuan profesional merupakan salah satu tanda kepedulian terhadap diri sendiri.
    Pada akhirnya obat dari insecurity bukanlah dengan berusaha membuat diri selalu terlihat sempurna tetapi merayakan diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan adalah langkah awal untuk keluar dari jerat insecure. Ketika kita mulai berhenti membandingkan maka kita akan mulai melihat nilai diri yang sesungguhnya. Setiap orang berhak untuk merasa cukup, barharga dan hidup dengan mental yang sehat.

(Silahkan kunjungi kanal youtube podcast Kabar68, bagian simfoni jiwa untuk mengenali berbagai macam topik kesehatan mental)

 

Tinggalkan Komentar