
SIGI – Pemerintah Kabupaten Sigi menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, Senin (7/7/2025). Dalam forum tersebut, Bupati Sigi Rizal Intjenae menekankan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar meningkatkan inovasi untuk menekan angka kemiskinan.
“Saya meminta kepada 14 OPD terkait, untuk bergerak dengan data dan memastikan intervensi tepat sasaran dengan berbasis data,” ujarnya.
Menurutnya, untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan, salah satunya yaitu dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan.
“Itu sebabnya, presiden Republik Indonesia membuat program Sekolah Pendidikan Rakyat yang kami juga sudah siapkan lahan di desa Pombewe, nantinya akan diberikan bantuan sebesar 200 miliar,” tutunya.
Dengan begitu, kata dia, semua anak-anak di Kabupaten Sigi harus bersekolah, tidak ada lagi alsan putus sekolah karena faktor ekonomi.
“Saya tidak mau lagi ada anak yang mempunyai kemampuan akademik tetapi tidak memiliki kemampuan ekonomi sehingga harus putus sekolah,” ucapnya.
Selain pengentasan kemiskinan, Bupati Rizal juga menekankan OPD agar berkolaborasi untuk menekan angka stunting di Kabupaten Sigi.
“Selama ini saya perhatikan, tidak pernah Dinas Keluarga Berencana dan Dinas Kesehatan duduk bersama untuk membahas masalah tersebut,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pembahasan RPJMD ini sangat penting bukan sekadar dokumen administratif. Ia harus menjadi arah nyata pembangunan yang menjawab tantangan daerah, seperti kemiskinan dan stunting, yang masih tinggi di Sigi.
Rizal menyampaikan, visi pembangunan Kabupaten Sigi dalam lima tahun ke depan adalah Sigi Maju Berkelanjutan Berbasis Pertanian dan Pariwisata. Visi ini dijabarkan dalam lima misi utama, mulai dari peningkatan pelayanan dasar, pembangunan sumber daya manusia, hingga tata kelola pemerintahan yang partisipatif dan akuntabel.
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Pemerintah Kabupaten Sigi menetapkan 10 program prioritas lintas sektor yang terintegrasi. Salah satu fokus utama adalah penurunan angka kemiskinan dan stunting yang saat ini masih tinggi di wilayah tersebut.
“Kami tidak ingin lagi ada warga miskin yang tidak tertangani hanya karena masalah data. Semua program intervensi, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan, harus berbasis data yang valid dan terintegrasi,” ujar Rizal.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi serta pelibatan masyarakat dalam penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan. Menurut dia, keberhasilan RPJMD bergantung pada komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Kami ingin memastikan bahwa pembangunan di Sigi benar-benar menyentuh kebutuhan nyata masyarakat, bukan sekadar proyek seremonial. Musrenbang ini harus menjadi ruang bersama untuk menyatukan gagasan, menyusun strategi, dan mewujudkan harapan masyarakat,” ucapnya.(ADK)