Kabar68.Donggala — Harapan besar disuarakan warga Desa Bale dan Desa Labuan Toposo agar program intervensi gizi dan pencegahan stunting yang digagas Pemerintah Kabupaten Donggala dapat berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang. Mereka menilai, keberlanjutan program menjadi kunci untuk menurunkan prevalensi stunting di Donggala, sejalan dengan target nasional 18,8 persen pada 2025.
Adam, salah satu warga Desa Bale, menyampaikan apresiasi sekaligus masukan kepada pemerintah daerah, khususnya Dinas Perikanan Donggala. Ia berharap adanya dukungan tambahan berupa bantuan kolam ikan bagi masyarakat. Menurutnya, fasilitas itu tidak hanya membantu pemenuhan gizi keluarga, tetapi juga mampu mendorong peningkatan ekonomi warga melalui pengembangan budidaya ikan mandiri.
“Bantuan seperti kolam ikan sangat kami harapkan. Selain untuk pemenuhan gizi anak, juga bisa menjadi sumber pendapatan warga,” ujarnya.”Kamis.(20/11/2025)
Di Desa Labuan Toposo, Kepala Desa Liswanto mengungkapkan rasa syukur atas pelaksanaan program tersebut. Ia menilai intervensi yang dilakukan pemerintah merupakan terobosan yang tepat, cepat, dan akurat dalam menekan angka stunting, khususnya di wilayahnya.
“Program ini sangat strategis. Kami melihat dampak langsungnya: warga semakin peduli terhadap gizi, dan anak-anak berpotensi tumbuh lebih cerdas, kuat, dan sehat,” kata Liswanto melalui via whatsapp.”Kamis.(20/11/2025)
Liswanto menambahkan, komitmen pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat menjadi fondasi penting untuk memastikan perbaikan kualitas hidup di desa-desa. Ia berharap sinergi itu terus diperkuat agar upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Donggala mencapai hasil optimal.
Warga di dua desa tersebut juga sepakat bahwa keberlanjutan program menjadi kebutuhan mendesak, mengingat stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga masa depan generasi di Donggala. Pemerintah daerah pun diharapkan terus menghadirkan intervensi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat pesisir.(BY)






