Kabar68.Palu – Para sopir truk resmi di Kota Palu mengeluhkan maraknya praktik pengisian solar subsidi oleh truk “siluman” di sejumlah SPBU. Truk-truk tersebut diduga membeli solar dalam jumlah besar dengan memanfaatkan celah aturan.
Seorang sopir yang enggan disebutkan namanya mengaku sering menyaksikan truk siluman mengisi hingga satu ton solar dalam sekali antre. Nilainya mencapai jutaan rupiah. “Mereka bisa masuk belasan unit ke antrean, sedangkan kami yang resmi sering kehabisan jatah,” ungkapnya, Rabu (24/9/2025).
Aturan sebenarnya membatasi pembelian solar subsidi hanya satu tangki per kendaraan, dengan syarat barcode resmi. Namun, truk siluman kerap menggunakan hingga lima barcode sekaligus untuk mengakali sistem.
Menurut para sopir, praktik ini terus berjalan karena ada dugaan perlindungan dari oknum aparat dan kerja sama dengan petugas SPBU. “Kalau tidak ada backing, tidak mungkin mereka bisa bebas begitu,” tambah sopir tersebut.
Situasi ini membuat sopir resmi terpaksa menyerobot antrean agar tetap bisa mengisi solar. Namun, sering kali mereka justru diusir.
Informasi yang dihimpun Radar Sulteng menyebutkan, solar subsidi hasil “panen” truk siluman disuplai ke sejumlah perusahaan di Palu hingga ke luar daerah, termasuk perusahaan nikel di Morowali dan Morowali Utara. Harga solar subsidi yang hanya Rp7.600 per liter jauh lebih murah dibandingkan Dexlite yang mencapai Rp14.000 per liter.
“Perusahaan tentu memilih solar subsidi karena selisih harga sangat besar,” pungkas sumber tersebut.






