Kabar68.Palu – Sejumlah pemilik kantin di Universitas Tadulako (Untad) menyuarakan kekhawatiran digusur setelah munculnya isu penertiban terhadap kantin yang berdiri terpisah dari lokasi kantin utama kampus. Keluhan ini datang dari salah satu pemilik kantin, yang namanya enggan disebutkan, pada Rabu (8/10/2025).
Pemilik kantin tersebut mempertanyakan rencana penggusuran yang menyasar lapak mereka. Dirinya bahkan mengklaim tanah yang ditempati merupakan milik keluarganya yang belum dilunasi pembayarannya oleh pihak kampus.
“Jangan buka ulang luka lama, asal mereka tahu tanahnya neneku yang saya pakai untuk bangun kantin ini, itupun tanah ini belum mereka bayar,” katanya.
Tidak Tahu Alasan Pasti dan Sumber Kebijakan
Pemilik kantin itu mengaku tidak mengetahui secara pasti alasan pihak kampus meminta penggusuran dilakukan terhadap kantin yang berdiri sendiri di lingkungan kampus Untad.
Ketika ditanya mengenai sumber kebijakan penggusuran, ia juga mengaku tidak tahu. “Itu saya kurang tahu, kemarin yang datang itu dari pihak fakultas FKIP. Yang pasti kami diminta untuk pindah,” ujarnya.
Ia sangat menyayangkan wacana penggusuran kantin yang tersebar di berbagai titik di Kampus Tadulako. Pasalnya, ia menyebut membuka kantin menjadi satu-satunya mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Tinggal ini caraku biar bisa makan, masa mereka mau ambil tempatnya kami mencari?” katanya dengan nada gusar.
Kantin Resmi Kampus Dinilai Terlalu Jauh
Menurutnya, lahan yang digunakan untuk mendirikan kantin hanya seluas 3 x 3 meter. “Kami pakai tanah kecil, tidak satu hektare kami pakai jualan,” tambahnya.
Selain alasan ekonomi, pemilik kantin juga menilai lokasi kantin resmi yang disediakan kampus cukup jauh dari beberapa gedung perkuliahan. Kondisi ini membuat mahasiswa lebih memilih makan di kantin miliknya yang lokasinya lebih strategis.
“Kasihan juga mahasiswa, kalau kami dipindah atau digusur, mereka mau makan di mana? Kantin yang dibangun kampus jauh sekali,” ujarnya.
Sebelumnya, sebuah video yang diperoleh Radar Sulteng menunjukkan sejumlah ibu-ibu terlibat adu mulut dengan seorang pria dalam perdebatan terkait lahan tersebut.
“Kami punya tanah dirampas, tidak dibayar. Mau kami tutup lagi kampus?” teriak seorang ibu dalam video itu. (NAS)






