“Cookies Berbahan Kelor Jadi Senjata Baru untuk Ciptakan Generasi Bebas Stunting”
Kabar68.Donggala — Kader posyandu di Kabupaten Donggala kini memiliki “senjata rahasia” baru untuk melawan stunting: cookies yang terbuat dari campuran tepung kelor, ubi banggai, dan kedelai. Inovasi ini merupakan hasil program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Dosen S1 Kebidanan dan Gizi, serta mahasiswa kebidanan Universitas Widya Nusantara.

Program ini tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada praktik nyata. Tim pelaksana melatih 40 kader posyandu dari tiga desa Loli Oge, Loli Saluran, dan Loli Pesua, untuk membuat camilan lezat dan bergizi tinggi ini.
Sebelum program dimulai, pemahaman para kader tentang stunting masih terbatas. Berdasarkan hasil pra-tes, hanya 25% kader yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik. Namun, setelah mendapatkan materi edukasi mendalam, pemahaman mereka melonjak drastis.
“Setelah diberikan materi, hasil tes kami menunjukkan peningkatan pengetahuan para kader sebesar 60%,” ujar Nurasmi, SST., M.Keb, Ketua Tim Pengabdian.
“Ini sangat penting, karena kader adalah ujung tombak yang paling dekat dengan masyarakat.”
Tidak hanya itu, para kader juga dilatih secara langsung untuk mengolah bahan-bahan lokal menjadi tepung berkualitas, lalu meraciknya menjadi cookies. Cookies ini dikembangkan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang kaya akan gizi makro dan mikro, menjadikannya pilihan ideal untuk memenuhi nutrisi balita.

Dengan bekal ilmu dan keterampilan baru, para kader langsung turun ke masyarakat. Mereka tidak hanya membagikan cookies hasil kreasi mereka, tetapi juga memberikan penyuluhan kepada para ibu tentang pentingnya nutrisi bagi balita.
“Kami sangat berterima kasih atas program ini. Ini sangat membantu kami para kader dalam memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat,” kata salah seorang perwakilan kader.

Program yang didanai oleh Direktorat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Pendanaan tahun 2025 ini membuktikan bahwa inovasi berbasis kearifan lokal dapat menjadi solusi efektif untuk masalah gizi. Kini, cookies berbahan dasar kelor, ubi banggai, dan kedelai siap menjadi andalan baru untuk menciptakan generasi Donggala yang lebih sehat dan terbebas dari stunting.(adv/sh)






