Kabar68.Palu — Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulawesi Tengah, Muhammad Fathur Razaq, menegaskan sikap tegas dan arah kepemimpinan bersih yang akan dijalankan dalam masa bakti 2025–2029.
Pernyataan ini disampaikannya usai Pengurus KONI Sulteng dilantik oleh Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, di Hotel Best Western Coco Palu, Selasa (2/12).
Dalam sambutannya, Fathur Razak secara terbuka menanggapi anggapan publik bahwa organisasi olahraga kerap dijadikan batu loncatan politik. Ia menegaskan bahwa kepemimpinannya tidak akan berjalan seperti itu.
“Banyak orang mengatakan KONI ini alat untuk maju di politik. Tapi sejak saya menerima SK hingga dua bulan terakhir, justru banyak orang yang tersakiti. Kenapa? Karena kami memimpin KONI dengan lurus, bersih, dan tidak pandang bulu,” tegasnya.
Fathur menjelaskan bahwa keputusan-keputusan yang diambil selama proses penyusunan kepengurusan dan penataan internal bukan didasarkan pada kedekatan atau kepentingan tertentu.
“Banyak relawan yang tersakiti karena kami tidak masukkan mereka ke dalam kepengurusan. Banyak cabor yang kami asistensi dan kami pangkas anggarannya karena itu tidak penting. Banyak yang datang ke KONI dan bingung, ‘Sebenarnya arah kita ke mana?’” katanya.
Ia menegaskan bahwa seluruh kebijakan yang diambil berdasar pada prinsip profesionalitas dan kebutuhan pembinaan olahraga jangka panjang, bukan untuk menyenangkan pihak tertentu.
Dalam kesempatan tersebut, Fathur Razak menekankan bahwa KONI Provinsi Sulawesi Tengah memiliki dua fokus utama yang tidak boleh ditawar, yakni 1. Mencetak medali emas sebanyak-banyaknya. 2. Menghasilkan atlet berkualitas yang dapat menembus Pelatnas.
“Itu saja sebenarnya tugas KONI Sulteng. Tidak lebih. Jadi kalau ada proposal yang tidak jelas atau tidak berkaitan dengan pembinaan prestasi menuju PON 2028, mohon maaf, kami tolak,” tegasnya.
Fathur menegaskan bahwa seluruh energi organisasi akan diarahkan pada pembinaan atlet secara berjenjang, peningkatan kualitas pelatih, dan efisiensi anggaran untuk tujuan-tujuan yang berdampak langsung terhadap prestasi.
Ia berharap seluruh cabang olahraga dapat memahami kebijakan tersebut sebagai bentuk komitmen KONI dalam membangun prestasi yang nyata dan terukur.
Dalam kesempatan itu, Ketum KONI Pusat Marciano Norman mengukuhkan dan melantik Ketum KONI Sulawesi Tengah masa bakti 2025-2029.
“Melihat acara pelantikan dan pengukuhan tadi, para pengurus yang disebutkan namanya mendapatkan dukungan luar biasa dari undangan yang hadir. Saya rasa tidak ada alasan, KONI Sulawesi Tengah tidak berprestasi,” kata Ketum KONI Pusat.
Hadir Gubernur Sulawesi Tengah Dr. Anwar Hafid dan Wakil Gubernur dr. Reny Lamadjido, serta Forkopimda, Pangdam XXIII/ Palaka Wira, serta Forkopimda dan Ketua Pengprov Cabor.
Marciano memberikan Apresiasi kepada kontingen Sulawesi Tengah di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumatera Utara Tahun 2024 atas prestasinya menempati peringkat ke-18 dari total peserta 38 provinsi ditambah IKN. Total, atlet-atlet Sulawesi Tengah berhasil meraih 8 medali emas, 7 perak dan 20 perunggu.
Prestasi tersebut menjadi momentum Sulawesi Tengah meroket menjadi provinsi dengan pembinaan olahraga terbaik karena edisi sebelumnya bisa menempati 5 besar dari bawah. Warisan sekaligus modal ini harus dikelola baik oleh M. Fathur Razaq dan jajarannya.
“Saya senang Ketum KONI Sulawesi Tengah menentukan target masuk 10 besar PON XXII/2028 NTT-NTB,” terang Marciano.
Ketum KONI Pusat juga menjelaskan format multievent PON, dimana PON utama fokus pada cabang olahraga Olimpiade, sedangkan lainnya di multievent terobosan KONI Pusat yang mana KONI Sulawesi Tengah harus siapkan timnya.
Ke depan, KONI Sulawesi Tengah harus mempersiapkan kontingen pada PON Bela Diri Sulut Tahun 2026, PON Indoor Tahun 2026, PON Pantai Tahun 2026, PON Remaja pada 2027 dan PON XXII/2028 di NTT-NTB.
Melalui kompetisi berkualitas, akan didapatkan atlet-atlet berprestasi.
“Kita ini memang pelayannya para atlet, kita ini memang tugasnya mengantar para atlet kita berjuang-pejuang di masa damai, untuk meraih mimpinya yaitu jadi juara dunia,” sambungnya.
“Sulawesi Tengah ini jangan hanya banyak tambang emasnya saja tapi juga medali emas dari atlet-atletnya,” tegas Marciano mengakhiri sambutan.
Tata kelola organisasi yang hasilkan program Pembinaan cabang olahraga unggulan di akar rumput menjadi kunci, satu catatan melalui Pembinaan cabang olahraga unggulan karena mutasi atlet bukanlah solusi.
Gubernur mendukung upaya peningkatan prestasi Sulawesi Tengah. “Sulteng Nambaso itu adalah cita-cita kita bersama, artinya besar. Kita punya cita-cita jadikan Sulawesi Tengah ini besar namanya, besar prestasinya,” kata Anwar Hafid mendukung tema yang diusung KONI Sulawesi Tengah, ‘Sulteng Nambaso Temponamo Juara’.
“Saya ingin menantang KONI Sulawesi Tengah, kalau mau olahraga maju syarat hanya dua, ubah pola pembinaan kita dengan digitalisasi internal KONI,” kata gubernur merujuk database.
“Lakukan penyegaran organisasi, merit system harus berlaku di KONI. Jangan sampai nanti ada atlet berprestasi tapi karena tidak ada ‘orang dalam’, jadi tidak digunakan, tidak diberikan menit bertanding,” lanjut Anwar.
“Supporting dana tugasnya pemerintah daerah. Presentasikan kepada saya harga sebuah medali emas. Target kita 10 besar,” tegas Gubernur Sulawesi Tengah.
“Kalau uang pemerintah tidak cukup, banyak yang bisa berpartisipasi untuk mengangkat harkat dan martabat Sulawesi Tengah,” lanjutnya.
Di akhir sambutan, Gubernur Sulawesi Tengah membuka resmi Rakerprov KONI Sulawesi Tengah dilanjutkan dengan pemberian hadiah bagi atlet-atlet yang meraih medali pada PON Bela Diri/2025 Kudus. Sulawesi Tengah meraih 4 perunggu dan tempati peringkat ke 30. (Bar)






