SIGI – Angka prevalensi stunting di Kabupaten Sigi mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2025.
Wakil Bupati Sigi, Samuel Yansen Pongi, mengungkapkan, angka stunting di Sigi naik dari 26 persen menjadi 33 persen atau meningkat sekitar 6,6 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Kita akui, memang terjadi kenaikan. Dari 26 persen sekian, sekarang naik menjadi 33 persen,” ujar Samuel saat ditemui usai rapat membahas Stunting bersama sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), Jumat (4/7/2025).
Menurut Samuel, salah satu faktor utama penyebab peningkatan tersebut adalah tidak terisinya indikator-indikator dalam sistem pelaporan digital yang menjadi kewajiban OPD dan kecamatan. Padahal, kegiatan intervensi sudah dilakukan di lapangan.
“Karena tidak diisi, dianggap tidak dilakukan. Padahal intervensinya ada. Tapi kalau indikatornya kosong di sistem, itu dinilai tidak ada kegiatan,” jelasnya. Ia menekankan bahwa persoalan ini bukan pada verifikasi, melainkan pada pengisian data indikator yang seharusnya dikirim melalui sistem daring.
Samuel mengatakan, Pemkab Sigi mengambil dua langkah utama. Pertama, mewajibkan seluruh OPD untuk mengisi indikator yang sudah ditentukan. Kedua, memastikan anggaran khusus untuk penanganan stunting tersedia dan dialokasikan secara jelas di 12 OPD yang tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Bupati.
“Semua OPD harus isi indikator karena mereka sudah melakukan kegiatannya. Tinggal dilaporkan saja. Selain itu, OPD yang masuk dalam SK Bupati wajib punya anggaran khusus untuk stunting,” tegas Samuel.
Sebagai bagian dari upaya percepatan, Pemkab juga membentuk Tim Gemas (Tuntaskan Stunting menuju Sigi Emas). Tim ini akan bekerja lintas sektor dengan landasan hukum berupa Peraturan Bupati.
“Tim ini akan menjadi penggerak utama percepatan penanganan stunting. Anggotanya terdiri dari 12 OPD diantaranya Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas KB, dan didukung oleh Kementerian Agama sebagai mitra vertikal,” ungkapnya.
Samuel berharap, melalui kerja-kerja terpadu dan kolaboratif, angka stunting di Sigi dapat ditekan secara signifikan pada tahun 2026.
“Target kita jelas, angka stunting harus turun dengan kerja yang terarah dan sinergis,”tutupnya. (ADK)