Kabar68.BOGOR – Anggota Komisi II DPR RI Drs. H. Longki Djanggola, M.Si menghadiri langsung Sidang Terbuka Promosi Doktor Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di School of Bussines Institut Pertanian Bogor, di Kampus Darmaga, Bogor, Senin (15/12/2025).
“Ini adalah hal yang sangat luar biasa dan membanggakan. Di sela-sela kesibukannya, Wamentan masih dapat menyelesaikan kuliah doktoralnya dan hari ini berhak menyandang gelar doktor dari kampus bergengsi di tanah air, IPB University,” ungkap Longki Djanggola usai sidang terbuka itu.
Longki yang mengenal Sudaryono sejak menjadi ajudan Prabowo Subianto, sebelum menjadi Presiden RI, mengakui ketekunan dan ketelatenan anak muda ini.
“Saya mengenal Wamentan sejak saya mendapat mandat dari Pak Prabowo Subianto menjadi Ketua DPD Partai Gerindra Sulteng pada 2010. Saat itu, Wamentan menjadi salah seorang sosok anak muda yang selalu mendampingi Pak Prabowo saat kunjungan ke Palu, Sulawesi Tengah. Selamat dan sukses, Mas Wamentan. Insya Allah ilmu yang diperoleh berguna untuk makin memajukan nusa dan bangsa,” ujar Longki.
Untuk diketahui, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono resmi mendapatkan gelar Doktor di IPB. Gelar ini didapat setelah dirinya menempuh pendidikan di kampus tersebut selama enam tahun.
Hasil penelitiannya selama menempuh pendidikan dipaparkan dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor School of Business di IPB University. Disertasi yang ditulis oleh Sudaryono mengenai “Evaluasi dan Strategi Optimisasi Kinerja BUMN Pasca Kebijakan Holdingisasi di Indonesia”.
Dalam sidang terbuka ini, Surdayono juga diuji oleh dua menteri yakni Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy. Sidang terbuka ini juga dihadiri sejumlah pejabat, yakni Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria, hingga Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
Mengawali paparannya dalam sidang, Sudaryono menyampaikan tugas dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di mana bertugas menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan barang/jasa strategis, menjadi agen pembangunan, membuka lapangan kerja, serta menyumbang penerimaan negara melalui keuntungan dan dividen. Namun dalam disertasinya dari 2010 sampai 2023, ada kedapatan anomali.
“Bagaimana bisa dilihat, revenue secara umum BUMN-BUMN kita mengalami kenaikan, namun tidak dibarengi, tidak selaras dengan kinerja laba return on asset-nya, bahkan turun-turun dan belum selaras setelah COVID-19 2020,” kata dia dalam paparannya di Auditorium IPB University, Bogor, Senin (15/12/2025).
Tidak hanya dalam penelitian, anomali itu juga dilihat oleh Surdayono selama dirinya sebagai Komisaris Utama Pupuk Indonesia. Anomali ini yang menjadi dasar penelitian yang dilakukan oleh Sudaryono.
“Kami juga adalah komisaris utama Pupuk Indonesia, kami melihat dari instrumen bahwa revenue-nya naik, namun tidak dibarengi dengan kinerja laba yang selaras dengan revenue-nya. Anomali inilah yang kemudian latar belakangnya kami untuk melakukan penelitian ini,” terangnya.
Menurutnya, tujuan holdingisasi telah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan, yakni adanya efisiensi struktur dalam holdingisasi BUMN, yang kedua pembatasan keuangan, ketiga adalah transformasi industri dan kapasitas perusahaan.
Hasil disertasi ini juga menciptakan saran atau masukan yang diperlukan pemerintah dalam meningkatkan daya saing dari BUMN setelah holdingisasi. Jika berada di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan CEO Danantara Rosan Roeslani, Sudaryono mengatakan akan menyarankan setelah holdingisasi, pengelolaan utang dan kesehatan keuangan BUMN menjadi yang terpenting.
“Dengan ini dikelola dan kami contohkan di Bulog, kami contohkan tadi kemudian di Pupuk Indonesia dan saya jawab bahwa cara ini bisa dan bisa dilakukan kepada BUMN lain sebagai salah satu cara untuk menyiapkan BUMN-BUMN lain yang belum terlalu sehat supaya lebih sehat,” jelas dia. (*/Bar)






