Kabar68.Palu — Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu mencatat inflasi nasional pada September 2025 sebesar 0,21 persen. Secara year to date (Januari–September 2025) inflasi nasional mencapai 1,82 persen, sedangkan year on year (September 2025 terhadap September 2024) tercatat 2,65 persen.
Kepala BPS Kota Palu, Agus Santoso, menjelaskan bahwa Sulawesi Tengah justru mengalami deflasi bulanan sebesar 0,07 persen. Namun, secara year to date inflasi Sulteng tercatat 3,55 persen dan secara year on year sebesar 3,88 persen.
“Untuk inflasi Kota Palu bulan September secara month to month tercatat 0,1 persen, year to date 2,87 persen, dan year on year sebesar 3,03 persen,” kata Agus saat konferensi pers di Palu, Rabu (1/10/2025).
Agus menyebut, kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi tertinggi di Palu adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,32 persen dengan andil 0,12 persen. Disusul kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,41 persen (andil 0,07 persen), serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,2 persen (andil 0,01 persen).
Sementara itu, beberapa kelompok pengeluaran mengalami deflasi.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,27 persen dengan andil negatif 0,07 persen, sedangkan kelompok transportasi deflasi 0,29 persen dengan andil negatif 0,04 persen,” jelas Agus.
Untuk komoditas penyumbang inflasi month to month di Palu, emas perhiasan mencatat andil terbesar sebesar 0,11 persen. Komoditas lain yang turut menyumbang inflasi yaitu bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, jeruk nipis, cabai merah, jagung manis, sewa rumah, dan pepaya.
Adapun 10 komoditas penyumbang deflasi terbesar di antaranya bawang merah, ikan selar (ikan tude), beras, angkutan udara, ikan teri, kol putih, cumi-cumi, bawang putih, bayam, dan kelapa.
Dari 379 komoditas yang dipantau dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Palu, sebanyak 75 komoditas mengalami kenaikan harga, 45 di antaranya merupakan komoditas pangan. Sedangkan 54 komoditas mengalami penurunan harga, dengan 35 komoditas di antaranya merupakan bahan pangan.
BPS juga mencatat kondisi inflasi di beberapa daerah Sulteng lainnya. Kabupaten Luwuk mengalami inflasi year on year sebesar 4,9 persen dengan inflasi bulanan 0,32 persen. Kabupaten Morowali mencatat inflasi year on year 4,84 persen namun deflasi month to month 0,88 persen. Sedangkan Kabupaten Tolitoli mengalami inflasi year on year tertinggi sebesar 5,26 persen dengan deflasi bulanan 0,14 persen.(NAS)