Kabar68.Palu — Koordinator Komisariat (Koorkom) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Unismuh Palu bersama Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu menggelar aksi damai di depan Gedung Rektorat untuk menyampaikan aspirasi terkait fasilitas, transparansi anggaran, dan regulasi perkaderan.
Presiden Mahasiswa Unismuh Palu, Baso Agung, yang memimpin aksi, menyebut gerakan tersebut merupakan akumulasi rasa kecewa mahasiswa terhadap pihak kampus.
“Hari ini kami turun sebagai bentuk kekecewaan yang telah lama kami rasakan terhadap birokrasi,” ujarnya dalam aksi di depan Rektorat pada Rabu, (26/11/2025).
Dalam aksinya, massa membawa tiga tuntutan utama; Perbaikan fasilitas kemahasiswaan, Transparansi dana Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dan Pengawalan regulasi pelaksanaan Darul Arqam Dasar (DAD)
Ketua Koorkom IMM Unismuh Palu, Salma Haruna, menegaskan bahwa fasilitas kemahasiswaan yang mereka maksud meliputi ruang kegiatan mahasiswa, sarana olahraga, hingga pembenahan sekretariat organisasi.
“Dari tahun ke tahun belum terlihat perbaikan konkret dari pimpinan kampus, baik untuk sekretariat BEM maupun KOORKOM IMM,” tegasnya.
Terkait transparansi dana Ormawa, Salma menilai mahasiswa berhak mengetahui pengelolaan anggaran.
“Karena tidak adanya transparansi, mahasiswa wajar jika kemudian berprasangka dan curiga,” ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya regulasi perkaderan IMM yang jelas dan terawasi di setiap fakultas.
“Kami menginginkan pengawalan regulasi yang lebih baik di beberapa fakultas,” tambah Salma.
Karena Rektor Unismuh Palu tidak berada di tempat, Wakil Rektor III menerima langsung massa aksi.
“Semua tuntutan kami terima. Jika berkenan, massa aksi dapat masuk ke ruangan untuk mendiskusikannya lebih lanjut,” kata Warek III.
Namun Presma menolak ajakan itu dan memilih diskusi dilakukan di area aksi.
“Kami ingin pembahasan dilakukan di sini agar seluruh mahasiswa bisa mendengar,” ujarnya.
Mahasiswa kemudian meminta Warek III memfasilitasi pertemuan resmi dengan Rektor dalam waktu satu minggu. Mereka menegaskan kesiapan menggelar aksi lanjutan apabila tuntutan itu tidak ditindaklanjuti.
“Jika tidak diindahkan, kami siap melakukan aksi lanjutan,” tutur Baso Agung.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Ketua Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LP2AIK) Unismuh Palu, Fery El Shirinja, menjelaskan bahwa beberapa poin sebenarnya telah berjalan.
Terkait transparansi anggaran, Fery menegaskan pihak kampus sudah memberlakukan skema berbasis kinerja.
“Transparansi dana sudah kami jalankan jauh sebelum tuntutan mahasiswa. Kami minta setiap organisasi mengajukan program kerja, lalu Warek III memprosesnya sesuai mekanisme,” jelasnya saat ditemui Kamis (27/11/2025).
Ia juga menyebut kampus sudah melakukan pembangunan fasilitas kemahasiswaan, namun terjadi kesenjangan komunikasi.
“Pembangunan sebenarnya berjalan. Mungkin ada mis komunikasi antara kampus dan mahasiswa,” katanya.
Sementara mengenai dana DAD, Fery menegaskan bahwa pelaksanaan perkaderan IMM bersifat wajib, tetapi mekanisme penyetoran dana harus mengikuti ketentuan lembaga.
“Semua diwajibkan, tetapi mahasiswa harus mengikuti aturan menyetor ke P2IKA. Kami bahkan menantang IMM untuk mengajukan program terkait DAD agar bisa kami proses,” ujarnya. (NAS)






