Kabar68.Palu- Gubernur Sulawesi Tengah, H. Anwar Hafid, mengumumkan rencana pembentukan Badan Usaha MilikDaerah (BUMD) Pangan sebagai strategi konkret menurunkanangka kemiskinan dan menstabilkan harga kebutuhan pokok diseluruh wilayah provinsi Sulteng. Langkah tersebut disampaikannya Gubernur saat membuka dialog dan Lokakarya Sulteng 2025 di salah satu hotel di Palu, Selasa (5/8), yang mengusung tema “Berani Harmoni Wujudkan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah Berkelanjutan dan Inklusif.”
“Program Satu Harga untuk Sulteng, merupakan solusi agar kita bisa mengendalikan harga beras, telur, dan daging. Saat ini, beras menjadi penyumbang inflasi terbesar, padahal kita punya 137 ribu hektare sawah yang bisa dimaksimalkan,” tegas Gubernur Anwar.
Ia juga menyoroti persoalan daya beli masyarakat yang tergerus, meski ekonomi Sulteng tumbuh pesat hingga 8,9 persen.
Anwar Hafid mengungkapkan bahwa perputaran uang dariindustri besar seperti di Morowali dan Morowali Utara belum memberi dampak maksimal bagi ekonomi lokal.
“Setiap bulan, Rp300 miliar dari industri beredar di daerah, tapihanya bertahan tujuh hari karena tidak ada ekosistem ekonomiyang menahan uang itu. Belanja dan rekreasi justru dilakukan diluar provinsi,” ungkapnya.
Dirinya mendorong kolaborasi semua pihak dalam mendukung BUMD Pangan sebagai instrumen pemerataan harga dan penguatan distribusi logistik pangan antar wilayah.