PALU – Petenis junior Sulawesi Tengah, Andi Ahmad Rayyan Hamka, membuat gebrakan di Kejurnas bergengsi dengan menembus partai final sektor ganda KU 14 pada Turnamen TDP UI Open Junior 2025, 7-13 Juli 2025.
Kejuaraan yang digelar di Lapangan Tenis Universitas Indonesia, Depok, ini diikuti petenis timnas KU dan masuk dalam peringkat nasional (PNP).
Bersama rekannya Al Maghesta Zafa Utama dari Bekasi (peringkat 35 nasional), Rayyan yang turun sebagai unggulan ketiga diluar dugaan mampu mengatasi pasangan unggulan kedua yang juga anggota timnas KU14, Sultan Ferdinan dari Sumatera dan Naufal Pandunata dari Depok (peringkat 40 nasional), dengan skor super tie-break 10-3 pada babak semifinal.
Rayyan yang usianya akan menginjak 13 tahun akhirnya terhenti di partai puncak setelah dikalahkan pasangan unggulan utama, Muhammad Jafar Hanisa (peringkat 8 nasional) dan Kenneth Nicholas (peringkat 37 nasional) dari DKI Jakarta, yang juga merupakan petenis timnas KU 14.
Pencapaian Rayyan di Depok menjadi angin segar bagi dunia tenis junior di Sulteng. Setelah lama tak terdengar di pentas nasional, kini muncul kembali atlet muda potensial yang mampu bersaing dengan nama-nama dari daerah unggulan seperti DKI, Jabar, dan Jateng.
Hamka Nurdin, Ayah Rayyan, menggatakan ingin melihat putranya ini bisa menjadi kebanggaan daerah. TDP di Jawa ini adalah solusinya, karena Rayyan bisa bertemu dengan petenis junior yang masuk dalam peringkat nasional.
“Kejurnas ini untuk meningkatkan prestasi tingkat nasional dengan menambah jam terbang, membangun mental karakter serta sebagai kebanggaan daerah,” ujar Hamka.
Rayyan mengikuti rangkaian TDP di Pulau Jawa selama hampir sebulan, termasuk Kejurnas Detec di Sukoharjo, dengan biaya pribadi orang tua.
Saat ini, peringkat nasional Rayyan naik dari 95 ke 88, dan masih menunggu pembaruan setelah dua turnamen terakhir dihitung oleh Pelti.
Kakak Rayyan, Andi Ahmad Anugrah A. Tjinta, juga tampil di turnamen yang sama. Ia adalah salah satu petenis andalan Sulteng yang telah memastikan tempat di Popnas 2025.
Namun Rayyan harus kembali ke Palu lebih awal usai turnamen karena harus masuk sekolah, meski masih ada dua seri Kejurnas TDP lainnya yang sebenarnya masuk agenda.
Ia juga membawa golden tiket dari Universitas Indonesia sebaga universitas terbaik di Indonesia ini, bisa masuk UI tanpa tes atas prestasinya dalam TDP Open UI. (bar)
