Kabar68.Palu – DPRD Sulawesi Tengah menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Kesehatan Provinsi dan manajemen RSUD Undata Palu, Selasa (23/9). Agenda itu fokus membahas membludaknya pasien setelah Gubernur Nawar Hafid meluncurkan program Berani Sehat.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, Wayan Apriani, menjelaskan antusiasme masyarakat meningkat drastis sejak program diluncurkan.
“Rata-rata sebelum program ini hanya seribu pasien per bulan. Setelah Berani Sehat, jumlah pasien melonjak: Maret 3 ribu, April 6 ribu, Mei 9 ribu, lalu stabil di kisaran 6–7 ribu pada Juli–Agustus. Artinya, tambahan bisa mencapai 1.700 pasien per bulan,” kata Wayan.
Ia menambahkan, lonjakan itu membuat serapan BPJS melonjak hingga Rp68 miliar.
Ketua Komisi IV DPRD Sulteng, Hidayat Pakamundi, menegaskan masyarakat tidak boleh terus-menerus mengeluhkan layanan rumah sakit.
“Rumah sakit harus segera mengevaluasi dan memperbarui manajemen agar keluhan cepat teratasi. Kami ingin tahu kesiapan tenaga medis, fasilitas, dan manajemen rumah sakit dalam menunjang program ini,” ujarnya.
Hidayat menilai Berani Sehat merupakan program brilian gubernur, tetapi perlu merata hingga kabupaten-kota agar pasien tidak hanya menumpuk di Palu.
Anggota Komisi IV, I Nyoman Slamet, menyoroti kondisi Unit Gawat Darurat (UGD) Undata yang kini menampung 50 pasien meski kapasitas hanya 30 orang. Ia menegaskan keterbatasan ruang membuat pasien rujukan dari daerah terlantar berhari-hari dan biaya inap rumah singgah membengkak.
Wakil Ketua Komisi IV, Zalzumida Djanggola, mengusulkan sistem jaringan kesehatan berlapis mulai dari posyandu, puskesmas, hingga rumah sakit rujukan.
“Kalau posyandu rutin menangani kasus ringan, tidak semua pasien harus berakhir di Undata,” tegasnya.
Sorotan juga datang dari anggota DPRD, Wiwik, yang menilai Dinas Kesehatan harus bertanggung jawab penuh.
“Program Berani Sehat diluncurkan Dinkes. Jadi jangan sampai beban penuh hanya ditanggung Undata,” katanya.
RDP itu juga dihadiri anggota DPRD lainnya seperti Baharudin Sapii (Poso), Abdurrahman (Palu), Awaludin (Donggala–Sigi), Moh Nurmansyah Bantilan, Rahmawati Nur, dan Risnawati M Saleh. (Bar/Lis)