PARIGI – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, terus mengakselerasi pembangunan infrastruktur di wilayah pegunungan. Fokus utama saat ini adalah membuka kembali akses jalan di Kecamatan Tinombo yang sempat terputus akibat longsor, menghambat laju kendaraan roda empat.
Camat Tinombo, Rony A. Tombolotutu, mengatakan, pembukaan jalan tersebut menjadi jawaban atas kerinduan warga terhadap mobilitas yang lebih layak. Jalan yang sebelumnya hanya bisa dilalui sepeda motor, kini perlahan dapat dilintasi kendaraan roda empat.
“Alhamdulillah kini sudah mulai bisa dilalui kendaraan roda empat. Ini bagian dari komitmen Bupati Parimo, H. Erwin Burase, dalam memperkuat pelayanan dasar,” ujar Rony saat dihubungi via WhatsApp, Minggu (3/8/2025).
Pengerjaan jalan difokuskan pada jalur yang menghubungkan Desa Taipa Obal dan Lombok Barat. Setelah rampung, alat berat akan dialihkan ke Desa Ogoalas untuk melanjutkan pembukaan jalur di wilayah pegunungan lainnya.
Rony menegaskan pembukaan akses jalan ini tidak hanya menyangkut mobilitas, tetapi juga menyentuh kebutuhan vital warga.
“Distribusi tiang listrik sempat tertunda karena kendaraan tidak bisa masuk. Dengan jalan terbuka, pemasangan jaringan bisa dilanjutkan,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan, sebelumnya warga mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan dan memasarkan hasil panen. Kini, dengan jalur yang mulai terbuka, aktivitas itu bisa kembali berjalan.
“Insyaallah sebelum 17 Agustus akses ini sudah berfungsi penuh. Ini juga mendukung mobilitas warga menjelang perayaan kemerdekaan,” tegas Rony.
Pengerjaan jalan dilakukan menggunakan alat berat milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, yang dikoordinasikan oleh Pemda Parimo. Sebagian pembiayaan proyek turut didukung oleh Dana Desa.
Langkah ini merupakan bagian dari implementasi visi-misi Bupati Parigi Moutong, H. Erwin Burase, yang menargetkan peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar di seluruh wilayah, khususnya desa-desa terpencil seperti Taipa Obal, Lombok Barat, dan Patingke.
“Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga simbol kemerdekaan warga dari keterisolasian,” pungkas Rony.(nas)