Kabar68.Donggala – Gelombang pasang kembali menghantam pesisir Desa Lembasada, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu petang (5/11/2025). Air laut yang naik akibat pasang rob menggenangi halaman hingga mendekati rumah-rumah warga di kawasan pesisir itu.
“Setiap kali musim pasang tiba, air pasti masuk ke permukiman. Sudah jadi bencana tahunan bagi kami,” kata Rais, warga Lembasada, dengan nada lelah. Ia menyebut, kondisi serupa selalu terjadi pada periode November hingga Maret, ketika angin utara bertiup kencang dan gelombang laut meninggi.
Beberapa warga bahkan tak kuasa menahan tangis melihat air laut yang terus merangsek mendekati rumah mereka.
“Kami takut suatu saat rumah hanyut. Tidak ada tanggul pelindung, jadi air langsung masuk,” ujarnya.
Syamsuddin, warga lain yang telah menetap di Lembasada sejak awal 1980-an, mengingat betul perubahan garis pantai desanya. “Dulu jarak bibir pantai dengan rumah warga sekitar seratus meter. Sekarang tinggal enam puluh meter dari jalan Trans Sulawesi,” katanya. Ia khawatir jika tak ada langkah cepat, gelombang akan mengikis habis permukiman hingga menyentuh jalan utama.
Fenomena banjir rob yang terus berulang menjadi alarm serius bagi masyarakat pesisir Donggala. Kenaikan permukaan air laut dan abrasi pantai memperparah kondisi lingkungan, sementara infrastruktur pelindung nyaris tak ada.
Warga berharap pemerintah daerah hingga pusat segera turun tangan. Mereka mendesak adanya pembangunan tanggul penahan ombak serta program mitigasi yang berkelanjutan. “Kalau tahun ini tidak ada tindakan, mungkin tahun depan pesisir ini sudah hilang,” ujar syamsuddin.
Untuk itu Warga meminta pemerintah segera bertindak karena banjir Rob bukan sekadar bencana musiman, tapi tanda perubahan iklim yang nyata,” kata syamsuddin.Peristiwa ini,Kalau tak segera direspon, peta pesisir bisa berubah permanen.”tutupnya.(BY)






