Kabar68.Palu –Masjid Raya Baitul Khairaat, ikon baru kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah, resmi mencatatkan diri sebagai pemegang rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori kubah masjid terbesar dan menara jam terbesar di Indonesia.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh pihak MURI kepada Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Provinsi Sulawesi Tengah, Andi Ruly Djanggola, selaku perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, bersama PT PP (Persero) Tbk sebagai pelaksana proyek, dalam acara penganugerahan yang digelar di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Menanggapi pencapaian tersebut, Andi Ruly Djanggola menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya.
“Saya merasa bersyukur kepada Allah SWT karena proyek ini sudah berjalan sejak tanda tangan kontrak pada 23 Oktober 2023. Kurang seminggu lagi genap dua tahun pengerjaannya,” ujar Ruly Djanggola saat dihubungi melalui sambungan telepon WhatsApp usai kegiatan Pemecahan Rekor MURI Masjid Raya Provinsi Sulawesi Tengah.
Menurutnya, capaian rekor itu tidak semata-mata prestasi fisik, melainkan juga memiliki makna spiritual bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
“Kami tidak punya ekspektasi untuk mendapatkan rekor. Namun mudah-mudahan jam terbesar ini bisa menjadi pengingat waktu untuk beribadah. Setelah pembangunan fisik selesai, tugas kita berikutnya adalah membangun mental spiritual masyarakat untuk memakmurkan rumah ibadah ini,” jelasnya.
Ruly menambahkan, rekor yang diterima MURI itu juga akan diajukan ke Guinness World Records sebagai nominasi masjid dengan kubah terbesar di dunia.
“Sebelumnya, Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi menjadi pemegang rekor dengan diameter kubah 85 meter. Jadi kalau nanti ini sudah selesai divalidasi oleh World Record, Indonesia akan memiliki satu-satunya kubah dengan diameter lebih dari 90 meter. Itu nanti urusannya MURI, berkoordinasi dengan pihak World Record,” terangnya.
Masjid yang berdiri megah di Kota Palu itu memiliki kubah tunggal berdiameter 90 meter dan tinggi 53 meter, tersusun dari 39.441 unit enamel, serta dihiasi kaligrafi lafaz Allah berdiameter 18 meter. Sementara itu, menara jam raksasanya berdiameter 19,3 meter dengan tinggi 25 meter, dilengkapi mesin jam GFA200NHS berakurasi 0,3 detik dan sistem sinkronisasi GPS real-time.
Berdasarkan surat dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) Nomor 185.G/II/REK/PP-DMI/IX/2025 tertanggal 19 September 2025, DMI menilai capaian tersebut menunjukkan inovasi konstruksi dan pencapaian teknis luar biasa dari PT PP (Persero) Tbk.
Pihak MURI juga telah menerbitkan Surat Persetujuan Rekor pada 23 September 2025 untuk dua kategori yakni Masjid dengan Kubah Terbesar berdiameter 90 meter dan Menara dengan Diameter Jam Terbesar sebesar 19,3 meter.
Selain megah secara fisik, desain Masjid Raya Baitul Khairaat juga sarat dengan nilai filosofis Islam. Ruly Djanggola menjelaskan, setiap elemen bangunan memiliki makna simbolik.
“Tinggi masjid sekitar 30 meter sesuai jumlah juz dalam Al-Qur’an. Dua menara setinggi 66,66 meter melambangkan jumlah ayat Al-Qur’an, jendela sebanyak 99 sesuai Asmaul Husna, sedangkan diameter kubah 90 dan lingkar 1.919 mengacu pada surat At-Taubah, surat ke-9 yang bermakna pengampunan,” ungkapnya.
Ia mengaku tidak menyangka bahwa desain yang penuh makna tersebut justru membawa penghargaan nasional, bahkan kini tengah diajukan untuk tingkat dunia.
“Kami tidak pernah menyangka dome ini akan mendapat penghargaan dari MURI. Sekarang sedang diproses juga untuk tingkat dunia,” pungkas Ruly Djanggola.(NAS)



 
                                    



