Kabar68.Palu – Sejumlah pedagang Pasar Bambaru mengeluhkan kondisi pasar yang semakin sepi pembeli.
Keluhan ini sempat disampaikan dalam sebuah rapat yang diadakan dalam rangka mendengarkan keluhan sejumlah pedagang pasar Bambaru.
para pedagang meminta agar retribusi pasar dapat diturunkan dan adanya pemutihan utang.
“Kami sudah menyampaikan keluhan ini ke DPRD. Kondisi pasar memang sepi, banyak pedagang yang mengeluh,” ujar Eva Yanti, Pengelola pasar Bambaru
Sepinya pembeli dipasara Bambaru juga disebabkan semakin maraknya jual beli online.
“Sekarang orang lebih memilih belanja lewat aplikasi. Kalau ke pasar, kebanyakan yang datang hanya untuk jual beli emas,” katanya.
Selain masalah retribusi, pedagang juga mengeluhkan pembukaan kaca di sejumlah kios. Awalnya, pasar didesain dengan kios berkaca, namun banyak pedagang yang membuka kacanya karena merasa sepi pengunjung. “Dari hasil rapat kemarin, pembukaan kaca diperbolehkan,” jelas Eva Yanti.
Sebelumnya, pada tahun 2024, retribusi pasar sempat diturunkan. Namun, para pedagang kembali memohon penurunan retribusi pada tahun 2025. Besaran retribusi bervariasi, tergantung dari ukuran kios yang ditempati, mulai dari Rp360 ribu hingga lebih dari Rp900 ribu.
Pasar Bambaru sendiri baru saja direnovasi pada tahun 2022. Setelah direnovasi, kondisi pasar sempat membaik dan hampir semua kios terisi. Namun, seiring berjalannya waktu, pedagang mulai meninggalkan pasar. Kondisi ini sangat terlihat di lantai dua dan tiga pasar, di mana hanya sedikit pedagang yang masih berjualan.
“Dulu sempat ada rencana untuk mengadakan pasar kuliner, tapi sampai sekarang belum ada kelanjutannya,” pungkas Eva Yanti.
Hingga saat ini, belum ada keputusan terkait tuntutan penurunan retribusi dan pemutihan utang dari para pedagang. Pihak terkait sempat berjanji akan menindaklanjuti keluhan para pedagang dan mencari solusi terbaik bagi para pedagang Pasar Bambaru.(ZAR)






