Kabar68.BANGKEP –Pembangunan pelabuhan Salakan, yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Banggai Kepulauan (Bangkep), Rusli Moidady, ST,MT,AIFO, Senin, (13/10), akan menjadi tonggak sejarah dan motor penggerak ekonomi daerah, karena akan berfungsi sebagai gerbong logistik, memfasilitasi perdagangan, dan menciptakan banyak lapangan kerja baru diberbagai sektor, bagi masyarakat Bangkep.
Bupati Rusli Moidady dalam wawancara dengan Radar Sulteng, via telepon, mengatakan bahwa keberadaan fasilitas pelabuhan Salakan, yang akan dilakukan pembangunan tahap awal ini, tidak hanya memperlancar pergerakan barang dan aktivitas manusia, tetapi juga memicu pertumbuhan ekonomi disekitarnya melalui kegiatan ekonomi formal dan informal.
“Awalnya, rencana pembangunan ini usulannya sudah cukup lama. Sejak 2009, diera pemerintah Bupati Irianto Malinggong, telah dilakukan penimbunan lokasi. Di Tahun 2010 dilakukan reklamasi. Tahun 2017 diusulkan kembali perencanaan pembangunannya. Alhamdulillah, berkat dukungan dan do’a semua pihak, tahun 2025 pelaksanaan kegiatan pembangunannya sudah terwujud,” tandas Rusly Moidady, kepada Radar Sulteng.
Menurutnya, pelabuhan Salakan, akan berperan sebagai gerbang perdagangan yang vital, dan pembangunan fasilitas pelabuhan serta penguatan peran syahbandar membuka banyak peluang kerja, mulai dari bongkar muat hingga jasa ekspedisi.
Pembangunan pelabuhan Salakan, jelas Rusli Moidady, akan memberikan banyak manfaat dan dampak positif bagi Pemda dan masyarakat Bangkep. Diantaranya, berupa peningkatan perekonomian melalui pertumbuhan sektor perhubungan laut dan perdagangan, peningkatan PAD dari sisi retribusi dan pajak terkait aktivitas pelabuhan, serta meningkatkan keselamatan dan keamanan maritim dengan adanya otoritas yang mengatur lalu lintas kapal secara terorganisir.
Dari sisi peningkatan perekonomian, lanjut Rusli, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dimana pembangunan pelabuhan dapat mendorong pertumbuhan sektor perhubungan laut dan perdagangan yang berdampak positif terhadap perekonomian daerah. Kemudian, menciptakan lapangan kerja, yakni operasional pelabuhan dapat menciptakan lapangan kerja baru, mulai dari pembangunan hingga operasional sehari-hari, seperti operator, pengurus logistik dan tenaga kerja terkait lainnya.
Disisi lain juga, nilai positif dari hadirnya pembangunan pelabuhan salakan yaitu dapat meningkatkan PAD. Ada dua sumber pendapatan yakni pendapatan dari retribusi dimana Pemda dapat memperoleh pendapatan dari berbagai jenis retribusi yang dikenakan pada kapal, barang dan jasa dipelabuhan. Kemudian, pendapatan dari sisi pajak, dimana peningkatan aktivitas ekonomi disekitar pelabuhan juga dapat berkontribusi pada pendapatan daerah melalui pajak terkait.
“Saya selaku Pimpinan Daerah dan atas nama masyarakat Bangkep, mengucapkan rasa syukur dan atas do’a kita semua yang selama ini merindukan hadirnya sebuah proyek infrastruktur pembangunan pelabuhan Salakan sebagai gerbang pertumbuhan ekonomi, yang dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat, baik dari sisi perdagangan, transportasi laut, dan terkait dengan pengembangan sektor ekonomi lainnya. Begitupun juga halnya dengan lapangan pekerjaan,” ujar Rusli.
Diakhir wawancaranya, Bupati Rusli Moidady, menyampaikan pesan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama Gubernur Sulteng, Anwar Hafid, yang saat itu beliau masih menjabat anggota Komisi V DPR RI, telah membantu memperjuangkan pembangunan infrastruktur pelabuhan Salakan, kemudian Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, yang telah memberikan suport dalam perjuangan ini. Begitupun juga Wakil Ketua MPR RI mewakili DPD, Abchandra Muhammad Akbar, dan Kepala Syahbandar Luwuk, Hasfar, SE, MM, dan teristimewa Dirjend Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, atas segala sinergitas dan kolaborasi dalam mewujudkan pembangunan pelabuhan di Salakan.
KECIPRAT DANA Rp. 99 MILIAR
Sementara itu, Dirjend Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, melalui Kepala Syahbandar Pelabuhan Kelas II Luwuk, mengatakan sebenarnya rencana pembangunan pelabuhan Salakan dimulai sejak 2014, namun diperhadapkan dengan berbagai tantangan baik dalam hal perencanaan maupun soal anggaran. Setelah melalui proses yang cukup panjang dan atas dukungan dari berbagai pihak, proyek strategis ini mendapatkan persetujuan untuk dilaksanakan.
“Perjalanan menuju tahapan ini tidaklah mudah. Bahkan, pelabuhan Salakan, sempat terhenti dari daftar prioritas Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP). Berkat sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemda Bangkep, Kementerian Perhubungan dan dukungan masyarakat di Bangkep, akhirnya proyek pembangunan pelabuhan salakan dapat terealisasi,” tandas Hasfar.
Menurutnya, pembangunan pelabuhan Salakan menyedot alokasi anggaran senilai Rp.99 miliar, dengan metode multiyears contract. Tahap I, tahun 2025 dialokasikan Rp. 15 miliar, diperuntukkan pada kegiatan pemadatan lokasi, dan tahap II, tahun 2026 dialokasikan sebesar Rp. 85 miliar.
Pihaknya berharap, pembangunan ini dapat berjalan, tepat waktu dan memberikan manfaat besar bagi peningkatan konektivitas antar pulau, khususnya di wilayah Bangkep. Bahkan, Pemda Bangkep juga telah mengusulkan agar pelabuhan Salakan masuk dalam jalur Tol Laut Nasional dan program perintis, sehingga diperkirakan tahun 2027 mendatang, kapal kontainer sudah bisa bersandar di pelabuhan Salakan.
Bahkan, ujar Hasfar, tahun 2026, rencananya akan dibangun dua dermaga dengan panjang 120 meter dan lebar 16 meter yang mampu menampung kapal hingga 3.000 DWT. Kapasitas ini mengalami peningkatan dibanding rencana awalnya yakni 1.000 DWT, sehingga kapasitas pelabuhan Salakan yang akan dibangun saat ini jauh lebih besar dan modern.
“Dirjen Perhubungan laut berpesan, agar seluruh pihak terus bersinergi dan mengawasi proses pembangunan dengan penuh tanggungjawab, sehingga hasilnya dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kab. Bangkep,” jelas Hasfar. * (MT).






