Kabar68.Palu – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu memperluas cakupan program pendidikannya dengan tidak membatasi penerimaan calon mahasiswa hanya dari kalangan muslim, namun juga terbuka bagi calon mahasiswa non-muslim. Hal ini ditegaskan sebagai wujud komitmen kampus tersebut dalam menjalankan moderasi beragama.
Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Lukman Thahir. MAg, mengungkapkan hal tersebut saat ditemui di ruang kerjanya pada Kamis (9/10). Menurutnya, penerimaan mahasiswa non-muslim merupakan cerminan bahwa UIN Datokarama Palu adalah kampus moderasi beragama, sejalan dengan salah satu dari dua tagline kampus, yaitu “kampus seribu mimpi dan kampus moderasi beragama”.
“Karena kita tidak hanya menerima mahasiswa yang Islam saja, tapi kita juga terima yang non muslim,” ungkap Prof Lukman.
Dengan kebijakan ini, Prof Lukman menyatakan UIN Datokarama Palu menjadi rumah bagi semua agama.
“Kita sudah ada satu mahasiswa non muslim di sini. Ini merupakan satu gebrakan yang kita lakukan bahwa hak untuk belajar ilmu itu tidak dibatasi dengan sekat agama,” terangnya.
Untuk itu, dirinya mempersilakan siapa saja yang ingin menimba ilmu di UIN Palu tanpa harus dibatasi oleh latar belakang agama.
Ia menambahkan bahwa UIN Datokarama Palu merupakan miniatur bangsa dengan tidak memaksakan kepada calon mahasiswa agar beragama Islam. Bahkan, mahasiswa non-muslim yang menimba ilmu di sini tidak diwajibkan mengikuti aturan pakaian tertentu.
“Kita tidak memaksakan mereka ketika masuk di sini (Kampus) harus memakai jilbab (bagi perempuan), mereka hadir sebagaimana biasa,” ujarnya.
Lukman menjelaskan bahwa pihak kampus UIN mulai menerima mahasiswa non-muslim sejak tahun 2024. Mahasiswa non-muslim pertama tersebut saat ini mengambil jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI).
“Untuk non muslim mereka diterima sejak kepemimpinan saya sebagai Rektor, dan mereka diterima di semua fakultas, dan saat ini baru satu orang mahasiswa dan itu ada di FEBI UIN Palu,” ungkapnya.
Selain mahasiswa non-muslim, UIN Datokarama Palu juga menerima mahasiswa luar negeri, diantaranya dari Negara Palestina dan Thailand, khususnya dari Provinsi Pattani di Thailand bagian selatan.
“Untuk saat ini baru dari Thailand. Tahun lalau (2024) itu harusnya dari Palestina, cuma karena ada sedikit kendala jadi belum bisa terlaksana,” jelasnya.
Ditambahkannya, jumlah mahasiswa dari Negara Thailand cukup banyak yang berkuliah di kampus yang juga ber-tagline “kampus seribu mimpi” tersebut, dan saat ini mereka ditempatkan di asrama kampus yang telah disediakan. (lam






