Kabar68.Palu — Sebuah kapal yang sudah tak beroperasi dan satu unit truk kontainer milik PT Toloan di Kelurahan Pantoloan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, ludes terbakar pada Senin pagi, 6 Oktober 2025. Peristiwa yang diperkirakan menimbulkan kerugian besar ini terjadi sekitar pukul 05.30 WITA di area kompleks peti kemas perusahaan tersebut.
Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Palu harus mengerahkan total enam unit armada untuk menjinakkan kobaran api.
Kepala Seksi Penanggulangan Kebakaran Disdamkar Kota Palu, Agung, menjelaskan bahwa laporan pertama kali diterima Pos Damkar Palu Utara sekitar pukul 05.45 WITA, dan dua unit pemadam langsung meluncur ke lokasi.
“Setelah tiba di lokasi, ternyata yang terbakar itu kapal yang sudah tidak berfungsi lagi. Kapal itu berada di atas semacam dock, bukan di laut,” kata Agung saat ditemui usai penanganan.
Menurut Agung, api yang membesar sempat merembet ke satu unit truk kontainer yang terparkir di samping kapal. Karena kondisi yang tak terkendali, dua unit dari Pos Palu Utara lantas meminta bantuan tambahan.
“Mereka merasa tidak mampu, jadi kami kirim lagi empat unit dari Mako Wali Kota. Jadi total enam unit yang menangani kebakaran,” jelas Agung.
Sebelum tim Damkar tiba, petugas keamanan perusahaan yang pertama kali melihat api sempat berupaya memadamkan secara manual menggunakan air laut. Namun, usaha tersebut justru memperparah kondisi.
“Satpamnya sempat menyiram pakai ember air laut, tapi bukan malah padam, malah tambah besar. Air laut kan ada kandungan garamnya,” ujarnya.
Api baru berhasil dikendalikan sekitar pukul 08.00 WITA, dan proses pendinginan selesai satu jam kemudian, sekitar pukul 09.00 WITA. Sedikitnya 38 personel Damkar diterjunkan dalam operasi tersebut.
“Semua armada yang dikerahkan masing-masing membawa 5.000 liter air. Terus kami juga membawa pump truck yang menghisap air, jadi total penggunaan air mencapai 35.000 liter,” terang Agung.
Meskipun belum ada perhitungan resmi, Agung memperkirakan kerugian akibat insiden itu cukup besar mengingat kapal yang terbakar berukuran besar. “Kalau dihitung, kapal ini walaupun bekas tapi nilainya lumayan. Apalagi ada satu unit truk kontainer yang ikut terbakar,” katanya.
Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Namun, dugaan awal mengarah pada kelalaian manusia di sekitar lokasi.
“Kalau dari dugaan sementara, mungkin ada orang yang merokok atau bakar-bakar sampah di sekitar kapal. Karena kalau mau dibilang korsleting listrik, tidak mungkin, kapalnya sudah lama tidak beroperasi,” jelas Agung.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Api berhasil dilokalisir sehingga tidak menjalar ke area lain di kompleks peti kemas PT Toloan. (NAS) /*Lis