Kabar68.PALU– Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah, kembali melanjutkan upaya pelestarian bahasa daerah Kaili melalui penyusunan Kamus Kaili Rai, salah satu dialek dalam rumpun Bahasa Kaili. Penyusunan tersebut menjadi lanjutan dari proses pengambilan data yang sempat tertunda pada tahun sebelumnya.
“Untuk tahun 2025 ini, kami sedang menyusun Kamus Kaili Rai, kelanjutan dari data yang sempat dikumpulkan tahun lalutapi belum sempat difinalisasi melalui lokakarya. Nah, tahun ini lokakarya nya dilaksanakan,” ujar Syahari Ayu Bachtiar, Widyabasa Ahli Pertama di bidang Perkamusan dan Peristilahan Balai Bahasa Sulteng, saat dihubungi via WhatsApp, Selasa(5/8/2025).
Kamus Kaili Rai tersebut, nantinya akan disediakan dalam bentuk digital seperti beberapa kamus sebelumnya.
“Sejak 2023, Balai Bahasa sudah menerbitkan beberapa kamus yang masuk dalam Kamus Digital, seperti Kamus Kulawi, Bungku, dan Kaili Tara. Kamus Kaili Rai juga nantinya akan tersedia dalam format daring,” jelasnya.
Kata Ayu, hingga kini jumlah kamus yang tersedia berjumlah tujuh buah. Hal ini disebabkan proses revisi dan penyempurnaan terhadap kamus-kamus lama yang belum memenuhi standar format kebahasaan terbaru.
“Jumlahnya memang masih tujuh, karena dalam tiga tahun terakhir ini kami memfokuskan diri memperbaharui kamus-kamus yang diterbitkan pada 2016. Dulu formatnya Bahasa Indonesia – Bahasa Daerah. Sekarang, syarat pengajuan kamus ke Badan Bahasa harus berformat Bahasa Daerah – Bahasa Indonesia,” terang Ayu.
Ia menegaskan, proses pengembangan kamus tidak bisa dilakukan sendiri oleh Balai Bahasa karena keterbatasan sumberdaya. Karena itu, ia mengajak pemerintah daerah dan masyarakat untuk terlibat aktif.
“Kalau hanya Balai Bahasa yang bekerja, dalam dua sampai tigatahun paling hanya bisa menghasilkan satu kamus. Tapi kalaupemerintah daerah ikut berkolaborasi, hasilnya pasti jauh lebih besar,” katanya.
Ayu juga mencontohkan kontribusi mahasiswa Universitas Tadulako yang ikut menerbitkan kamus bahasa daerah secara mandiri.
“Itu luar biasa. Upaya mereka sangat membantu kami dan bisajadi inspirasi bagi masyarakat lainnya,” tambahnya.
Ia berharap semakin banyak pihak yang tergerak untuk ikut mengembangkan kamus-kamus bahasa daerah agar kekayaan bahasa lokal di Sulawesi Tengah tidak punah dan tetap bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.(NAS)