PALU-Gubernur Rusdy Mastura menghadiri sekaligus membuka secara resmi Rapat Koordinasi Summit Selat Makassar. Bertempat, di Ruang Polibu Kantor Gubernur, Kamis (28/12/2023).
Turut hadir, para Asisten, Staf Ahli Gubernur, Kepala Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Tenaga Ahli Gubernur, akademisi, stakeholder, dan mitra kerja.
Pada kesempatan itu, Gubernur Sulteng H. Rusdy Mastura menyampaikan bahwa perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Kalimantan Timur maka pembangunan pada sektor maritim menjadi sebuah prioritas untuk mensupport IKN.
Sulawesi Tengah menjadi kawasan potensial sejumlah sektor yang dapat di kerjasamakan meliputi ; konstruksi, pariwisata, logistik, transportasi, energi dan kelistrikan, ketahanan pangan, lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya air dan masih banyak lagi.
“Kita bersyukur dari hasil pertemuan forum selat Makasar di Manado, dan juga audiens bersama jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan mendapat respon positif dengan diperolehnya sejumlah dukungan dan masukan berharga terkait inisiatif kita melaksanakan summit selat Makasar di Kota Palu tahun 2024, “ungkap Gubernur pada kesempatan itu.
Menurutnya, rapat koordinasi (Rakor) ini merupakan bagian penting dalam pra pelaksanaan Summit Selat Makasar dan juga sebagai upaya untuk menyatukan persepsi dan menseriusi kepercayaan yang telah diberikan kepada Sulawesi Tengah sebagai tuan rumah Summit Selat Makasar 2024.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan, peran dan potensi selat makasar dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut, pertama, selat Makasar ialah jalur perdagangan internasional dan juga bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2. Sehingga, menjadi salah satu jalur laut terpadat yang dilintasi lebih kurang 36.000 kapal pertahun tahun.
Kedua, selat Makasar memiliki cadangan minyak dan gas alam berlimpah, termasuk menyimpan potensi energi terbarukan yakni ocean thermal energy conversion (Otec) sebagai sumber energi hijau yang ramah lingkungan.
Ketiga, selat Makasar merupakan wilayah pengelolaan perikanan (wpp) 713 dengan berbagai spesies ikan seperti ikan tongkol, tuna, cakalang, katombo (kembung), kakap, dan bawal. potensi perikanan di wilayah ini diestimasi mencapai 929 ribu ton yang dapat kita jadikan lumbung pangan maritim.
Keempat, kawasan ekologi laut dan keragaman kebudayaan di wilayah sekitar selat Makasar sangat autentik. hal ini tak lepas dari pengaruh perpaduan garis wallace dan pergerakan arus lintas Indonesia (arlindo) yang melahirkan keanekaragaman spesies bawah laut dan terumbu karang yang eksotis.
“Semoga dari pertemuan ini dapat mengalir konsep gagasan dan penguatan komitmen sinergitas dari seluruh pihak untuk mempersiapkan gelaran Summit Selat Makasar 2024 dengan sebaik-baiknya, “harapnya.(mch)