BANGGAI – Program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pansimas) milik Badan Peningkatan Penyelengaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian PUPR yang dilaksanakan di Desa Balai Gondi Kec. Pagimana Kab. Banggai, saat ini sudah tidak berfungsi.
Pasalnya, salah satu program andalan nasional yang digelontorkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat sampai saat ini tidak bisa lagi dimanfaatkan oleh masyarakat di desa tersebut.
“Program pansimas ini dilaksanakan sejak 2023 lalu. Konsultannya dari Propinsi. Dikerjakan dengan pagu anggaran sekitar Rp.270 an juta. Air bersih digunakan tidak lama hanya beberapa bulan. Habis itu mati total sampai sekarang,” keluh sejumlah warga Desa Balai Gondi, kepada Radar Sulteng, baru-baru ini.
Adanya program pansimas di Desa Balai Gondi, sebuah desa yang berada di wilayah pesisir pulau Poat ini, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan akses masyarakat Balai Gondi terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak. Namun, hal ini berbanding terbalik karena azas manfaat air bersih yang diidam-idamkan warga Balai Gondi kini “mangkrak”.
“Warga berharap pihak konsultan pelaksana kegiatan harus bertanggungjawab atas tidak dimanfaatkannya fasilitas program pansimas bagi masyarakat. Jika tidak, diminta aparat penegak hukum (APH) segera turun untuk melakukan pemeriksaan program pansimas yang ada di desa kami. Pelaksananya adalah konsultan langsung, termasuk belanja bahan-bahan kebutuhan proyek pansimas. Kami warga sebatas membantu pelaksanannya dilapangan,” ujar sejumlah warga di desa itu.
Kondisi ini tentunya tujuan dari program pansimas salah satunya adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum dan sanitasi yang berkelanjutan tidak bisa diharapkan, karena tidak dapat dipastikan bahwa sistem air minum dan sanitasi yang dibangun di Desa Balai Gondi tidak dapat berfungsi dan tidak bermanfaat dalam jangka panjang.
“Percuma dipasang jaringan air, baik air dan meterannya namun air tidak jalan. Apa yang dimanfaatkan masyarakat dengan program pansimas. Ini kan omong kosong semua. Siapa yang harus bertanggungjawab, anggaran begitu besar yang diperuntukkan bagi 115 KK dan 300 jiwa penduduk Desa Balai Gondi, tidak bisa dimanfaatkan,” keluh warga.
Kepala Desa Balai Gondi, Syarif T. Pagi, yang dikonfirmasi Radar Sulteng, mengakui hal itu. Tidak berfungsinya program pansimas di Desa Balai Gondi akibat macetnya alat penyedot air yang hanya mengandalkan tenaga surya.
“Pansimas sudah tidak berfungsi. Kami sedang berusaha mengkordinasikan hal ini ke instansi terkait dalam hal ini Dinas PUPR Propinsi karena konsultannya dari Propinsi, agar dicarikan solusinya sehingga program pansimas bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Syarif.
Sementara itu, pihak dinas PUPR Propinsi dan dinas PUPR Banggai, belum memberikan keterangan resmi hingga berita ini ditayangkan.(MT)